Masa-masa kuliah, tinggal di kost murah meriah, sekamar dihuni berempat. Bergiliran masak dan membersihkan kamar. Berebut ke kamar mandi jika kebetulan sama-sama ada jadwal kuliah pagi.
Masa-masa ujian semester adalah masa paling kacau. Buku-buku berserakan. Kamar berantakan. Urutan piket tak lagi diperhatikan. Semuanya sibuk belajar. Semuanya asyik menekuri buku catatan. Ada juga yang nginap di kost teman untuk belajar bersama.
Sebuah tulisan besar mejeng di kamar kami. Hari ini belajar, besok main sepuasnya. Kami berempat, walau berasal dari daerah yang berbeda, namun memiliki nasib yang sama. Ekonomi orang tua pas-pasan. Untunglah biaya kuliah masih bisa dijangkau, walau mungkin orang tua kami harus kelimpungan utang sana utang sini.
Kesamaan latar belakang ekonomi ini lah yang menyatukan kami. Walau harus berempat di kamar seluas 3x3 meter, tapi kami berusaha menikmatinya. Bagiku sendiri, berbagi kamar dengan orang lain tak menjadi masalah. Toh, selama ini aku tak pernah punya kamar sendiri di rumah. Aku harus selalu berbagi kamar dengan kakakku.
Hari ini belajar, besok main sepuasnya. Maka hari ini kami berempat belajar dengan rajin. Karena esok mau bermain-main sepuasnya. Pengen juga jalan rame-rame menyusuri sepanjang Malioboro.
Keesokan harinya, kami baca lagi tulisan itu. Hari ini belajar, besok main sepuasnya. Jadi rencana kemarin harus ditunda dulu. Karena hari ini waktunya belajar.
Prinsip itu tetap kami pegang hingga kami lulus kuliah. Jadi kapan dong main-mainnya? Jika liburan semester, maka tulisan didinding itu kami tutup. Maka tak ada lagi kewajiban belajar. Masanya kami bersenang-senang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H