Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Kesetiaan Pada Athirah dan Jusuf Kalla

22 Januari 2014   15:06 Diperbarui: 13 November 2019   23:54 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Athirah adalah nama dari emma (baca emak) Jusuf Kalla.  Athirah, seorang wanita kuat, yang memberikan pengaruh sangat besar bagi Jusuf Kalla dalam mengarungi kehidupannya. 

Adalah Athirah, gadis cantik dari Bone yang hidup berbahagia dengan suami yang sangat dicintainya, Haji Kalla, seorang pemuda pedagang yang sukses. Mereka meninggalkan Bone dan pindah ke Makassar untuk memulai usaha dagang yang lebih besar. Perdagangan yang sukses, anak-anak yang sehat, rumah yang selalu penuh keceriaan. Lengkap sudah kebahagiaan Athirah. 

Namun semua berubah, saat Haji Kalla memutuskan untuk menikah lagi. Keputusan yang tak pernah didiskusikan dahulu dengan Athirah. Membuat hati Athirah remuk redam. 

Semangat hidupnya sempat menghilang. Namun Athirah hanya pasrah, tak pernah berani mempertanyakan apa alasan suaminya menikah lagi. Mulailah babak baru dalam rumah Jusuf. Ayahnya memutuskan untuk tinggal di rumah istri keduanya. 

Ayahnya berjanji dia akan berada di rumah Jusuf dua kali dalam sehari. Pagi setelah sholat subuh, dia akan sarapan di rumah itu. Waktu kedua adalah sore menjelang magrib. Kedua waktu itulah waktu yang paling ditunggu oleh Athirah. 

Pagi dan sore hari dia bersemangat menyiapkan hidangan untuk suaminya. Namun tatapan matanya kembali hampa kala sang suami melangkahkan kaki keluar rumahnya, tubuhnya kembali lesu. Dia hanya mampu menatap kepergian suaminya dari jendela. Jusuf, yang kala itu masih duduk di bangku SMP, hanya bisa menjadi pengamat. Kadang dia menyalahkan ayahnya, kenapa harus menikah lagi. 

Kadang dia menyalahkan ibunya yang tak berdaya melawan kehendak ayahnya untuk menikah lagi. Kadang dia menyalahkan dirinya sendiri, sebagai anak lelaki tertua, namun tak pernah punya keberanian untuk memprotes keinginan ayahnya. Jusuf menyaksikan bagaimana emma berjuang untuk menyembuhkan luka hatinya. Dia melihat bagaimana emma jatuh bangun dengan perasaannya. 

Dari situ dia belajar keikhlasan, dari situ dia belajar arti kesetiaan. Pada akhirnya Athirah mampu bangkit, dia tak lagi meratapi dan mempertanyakan kenapa suaminya menikah lagi. 

Dia ikhlas menerima itu, dia pun meminta pada Jusuf untuk ikhlas juga. Dia meminta pada Jusuf untuk menjaga adik-adiknya, menjaga dirinya. Dan Jusuf pun berjanji, dia tak akan pernah meninggalkan Makassar, dia akan selalu ada disisi Athirah. 

Athirah mulai mengembangkan bisnis kain sutranya. Dia piawai memilih motif, dia piawai memberikan penjelasan detail terhadap setiap motif kain yang dijualnya. Bisnis athirah berkembang pesat. Dia tak lagi mengandalkan uang pemberian haji Kalla untuk mencukupi kebutuhan rumah tangganya. 

Bahkan disaat bisnis Haji Kalla tengah terpuruk dan mengalami kebangkrutan, Athirah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membantu Haji Kalla agar bisa bangkit lagi. Sementara itu, Jusuf sudah semakin dewasa, sudah mulai tertarik pada wanita. Dan bertemulah dia dengan Mufidah. Mufidah, gadis pendiam yang menyambut dengan dingin perkenalan dari Jusuf. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun