Kini pak guru sedang galau. Jika rekomendasinya terhadap pak X di tolak, maka dia harus bersiap memiliki kepala sekolah yang tidak kompeten, yang pada akhirnya pasti akan menambah beban kerjanya. Apalagi jika kepentingan politik telah ikut mengambil peran. Yang diangkat adalah orang yang dekat dengan penguasa, tanpa memperhatikan bagaimana kemampuannya. Sepertinya apa yang sudah dirintis sekian lama oleh kepala sekolah lama demi kemajuan sekolah, akan mengalami kemunduran lagi
Saya lalu menanyakan, kenapa bukan dia saja yang mencalonkan diri? Dia menjawab bahwa dengan kemampuan yang dimiliki, dan kelebihannya sebagai putra daerah, maka dia adalah calon terkuat kedua setelah pak X. Tapi dia masih terlalu muda, golongannya baru IIIb, dan ini tak memenuhi syarat untuk menjadi kepala sekolah.
***
Saya hanya bisa berharap, semoga saja pihak terkait mau mempertimbangkan kembali rekomedasi yang diberikan pak guru tersebut, bahwa pak X lah yang pantas menduduki jabatan kepala sekolah disana.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI