Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menara Megah Vs Toilet Pesing

16 Februari 2012   02:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:35 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang terlintas di benak anda ketika mendengar kata toilet umum? Sediakan seribu rupiah. Antri. Pesing. Kotor. Kumuh. Pintunya rusak. Mungkin itulah beberapa hal yang melintas di benak anda. Walau tak dipungkiri ada juga toilet umum yang terjaga kebersihannya.

Namanya toilet umum, pastinya berada di tempat-tempat keramaian dan dapat dipergunakan oleh masyarakat umum. Terminal, stasiun, bandara, pusat perbelanjaan, tempat ibadah. Ada pihak-pihak yang menyediakan pegawai untuk membersihkan toilet umum setiap saat, ada pula yang tidak. Ada yang memungut biaya, ada juga yang gratis.

Kali ini saya akan menyoal toilet / kamar mandi di tempat ibadah, khususnya masjid. Masjid adalah tempat umum. Dan kamar mandi di masjid sering dijadikan tujuan bagi masyarakat umum. Sekedar cuci muka, mandi hingga buang hajat. Jika bepergian jauh dan belum ketemu tempat menginap atau memang tak ada tempat menginap atau memang sengaja tak mau cari penginapan, maka masjid bisa jadi alternatifnya. Menginap di Masjid dan otomatis memanfaatkan kamar mandinya. Semuanya gratis.

Sayangnya, banyak toilet/kamar mandi di Masjid yang tidak terjaga kebersihannya. Karena di pakai banyak orang dan tiap orang punya perilaku yang berbeda. Ada yang mau menyiram bekas pipis/buang hajatnya, ada pula yang langsung pergi begitu hajatnya selesai. Entah lupa atau memang kebiasaan. Jika ada petugas kebersihan di Masjid itu tak masalah, tapi jika tak ada maka jadi kotor dan pasti pesing lah toilet itu.

Sayangnya lagi, banyak pula masjid besar dengan menara megah, namun memiliki toilet/kamar mandi yang jorok. Kenapa saya membandingkan menara dengan toilet? Yang satu di atas, satunya dibawah.

Mari kita lihat fungsinya. Menara, yang dibangun tinggi dan megah itu fungsinya hanya 2. Pertama sebagai tempat speaker sehingga suara adzan dapat menjangkau daerah yang lebih luas. Kedua, (kadang) untuk sarang burung, atau tempat burung buang hajat.

Toilet/kamar mandi sebagai tempat orang membersihkan diri. Banyak orang yang memanfaatkannya. Pengamen, pengemis, jamaah masjid, orang dari jauh yang singgah kesitu. Bersih itu pangkal sehat. Bagaimana bisa bersih jika tempat untuk membersihkannya saja kotor dan bau?

Jadi, mari sama-sama renungkan. Pilih punya menara tinggi dan bagus tapi hanya untuk nampung kotoran burung, atau toilet / kamar mandi yang terjaga kebersihannya dan di pakai oleh banyak orang dengan nyaman?

Ctt : sekedar menumpahkan uneg-uneg setelah singgah di Masjid bagus dengan menara megah tapi toiletnya bau pesing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun