Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Komputer, Dulu Ku Benci, Kini Jadi Makanan Sehari-hari

19 Juli 2011   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:34 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tugas pertamaku dan pembimbing adalah membongkar PC dan menginstal sistem operasi. Alamaaaaaaaaak! Bongkar aku bisa, tapi merakitnya kembali gimana caranya? Bongkar bisa, tapi pasangnya lagi nggak dijamin. Aku bilang terus terang kalau aku belum pernah tahu dalemannya PC itu kayak apa. Akhirnya aku malah diajari tentang komponen-komponen PC, ditunjukkan cara membongkar dan memasangnya kembali. Manggut-manggut aja walau tetap nggak ngerti. Tetap nggak berani buat membongkarnya. Takuuuuuuuuut.....

Akhirnya aku cuma di suruh menginstal sistem operasi saja. Sudah ada buku panduannya. Berbekal ngerti dikit bahasa Inggris aku sanggupi. Jangan dikira walau sudah ada panduan dan ngerti Inggris aku jadi lancar nginstallnya. Butuh waktu dua hari, barulah pembimbingku menyatakan aku sukses dengan tugas instalasi sistem operasi.

Setelah itu, aku dipinjami banyak buku tentang komputer. Aku disuruh baca dan mempelajarinya sendiri. Disertai pesan, jangan takut untuk mencoba. Jadilah kerjaanku tiap hari hanya belajar. Kala itu aku sering berpikir, aku disini dulu kan melamar untuk kerja, tapi kok tiap hari malah disuruh belajar. Jadi masa belajarku jaman sekolah dan kuliah kemarin nggak ada gunanya dong. Jadi makin sadar bahwa dunia pendidikan dan dunia kerja itu jauh berbeda.

Tugasku yang kedua adalah mengajar pemrograman C++. Waksssssssss dulu pascal aja aku nggak ngerti sama sekali. Dan kini harus ngajar C++.  Hiks, mau nolak nggak enak. Mau diterima, waktunya tinggal 2 minggu lagi buat persiapan. Saya bilang saja kalau saya takut nggak siap, takut nggak bisa ngomong apa-apa didepan kelas. Kan malah malu-maluin institusi.

Saya dapat tolerasi lagi. Saya ngajar tak sendiri, tapi berdua dengan senior saya. Jadilah kami berdua masuk kelas bersama-sama. Dia ngajar di depan kelas dan saya duduk dibelakang menyimak. Saya ikutan numpang belajar, tapi nyambi jadi asistennya juga di kelas. Alhamdulillah dengan cara ini saya jadi lebih ngerti materi yang disampaikan dibanding hanya membaca buku.

Kini, aku tak takut lagi kalau disuruh ngajar pemrograman. Walau nggak lincah tapi ngerti prinsip-prinsip dasarnya. Disuruh ngajar apapun, yang berhubungan dengan komputer ayok aja. Asal ada waktu buat persiapan, minimal seminggu. Saya belajar dan terus belajar, agar saya bisa mengajar dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun