Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

2 Jam Keliling Palembang

10 Mei 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:54 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ketiga di Palembang, hari terakhir melaksanakan tugas. Setelah 2 hari sebelumnya tak sempat jalan, karena acara berlangsung sampai sore dan badan sudah capek, maka hari ketiga ini harus disempatkan menikmati kota Palembang. Karena esok sudah harus kembali lagi ke Malang dengan pesawat pagi. Jam 4 sore acara selesai. Nunggu mobil dan teman yang mau ngantar sekitar setengah jam. Jadilah setengah 5 kami jalan. Tujuan pertama adalah lokasi kerajinan songket Palembang. Kalau tak salah ingat, nama daerahnya Ilir. Disini berjajar rumah/toko yang menjual kain songket. Sayangnya hari itu penenunnya sedang libur, jadi saya tidak bisa melihat langsung prosesnya. Menurut yang jaga toko, satu kain bisa selesai ditenun sekitar 2 bulan. Harganya paling murah 1,5 juta. Mahal? Lha iyalah, bikinnya aja lama. Puas melihat-lihat kain songket (lihat aja, mau beli nggak kuat duitnya), kami lanjutkan perjalanan menuju ke jembatan ampera. Jembatan ini mulai dibangun tahun 1965 dan masih kokoh sampai sekarang. Dulunya merupakan satu-satunya jembatan yang melintasi sungai musi. Penghubung daerah hulu dan hilir. Kata teman saya, sekarang sudah ada jembatan musi 2 dan akan dibangun lagi jembatan ketiga yang melintasi sungai musi. Dari jembatan ampera, kami mampir ke museum Sultan Mahmud Badarudin 2. Tapi sayang nggak bisa masuk karena museum sudah tutup. Padahal pengen banget tahu sejarah kota palembang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan palembang di masa lampau. Tak lengkap rasanya ke Palembang kalau tak makan pempek, maka habis dari museum kami langsung meluncur ke warung pempek. Mau jenis apa? Wah, rupanya yang dijual di jawa dan palembang beda. Pempek itu banyak macamnya, kata teman saya. Karena nggak ngerti saya ngikut aja. Pesen pempek model. Baru dengar namanya kali ini. Kata teman saya, itu pempek yang dikasih kuah. Sambil nunggu pesanan utama, kami disajikan 'camilan' bermacam-macam pempek. Ada yang goreng, kukus dan juga bakar. Semuanya dicobain pastinya. Tapi ruang diperut tetap disisakan buat pesanan utama. Akhirnya datang juga pesanan kami, pempek model. Pempek disajikan dimangkok dan dikasih kuah serta irisan ketimun kecil-kecil. Mirip kayak soto. Kenyang sudah abis makan pempek. Kami lanjutkan perjalanan menuju stadion Jakabaring. Letaknya agak diluar kota. Lihat juga wisma atlit yang sudah hampir selesai dibangun. Ini toh wisma yang dibangun untuk persiapan SEA GAMES yang sekarang lagi diributin karena ada dugaan korupsi dalam pelaksanaannya. Habis dari Jakabaring, langsung menuju penginapan. Menjelang jam 7 sampai dipenginapan. Lumayanlah 2 jam dapat melihat beberapa tempat di kota Palembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun