Tidak terasa waktu telah berjalan dengan indah, perjalanan panjang yang dimulai dari sebuah keberanian dan niat tulus yaitu pernikahan. Saya memilih menikah dengan teman kuliah yang satu kelas. dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun masuk kuliah adalah 1997. Istri saya dari keluarga Betawi , tepatnya Cengkareng Kalideres yang memiliki keuangan lebih mapan, salah satunya ketika kuliah sudah membawa mobil sendiri, sementara saya dari kampung , Desa Kalibuntu Losari Brebes Jawa Tengah , orang tua tukang becak dan petani miskin, bahkan karena kemiskinan orang tua saya selama kuliah saya memilih bekerja sebagai petugas kebersihan di Masjid Fathullah UIN Jakarta.Â
Walau perbedaan terasa lebar dan nyata namun cinta menyatukan semuanya, menikah di usia 25 tahun dengan penghasilan yang sangat minim yaitu 600.000 persemester (100.000) perbulan, bahkan tinggal di rumah mertua selama 1 tahun adalah awal perjuangan pernikahan yang penuh tantangan. Tidak ada kepastian dalam keungan hanya saja menjaga hati agar selalu gembira dan menjaga jiwa selalu optimis adalah bagian penting untuk menjaga rumah tangga yang penuh tantangan.Â
Melewati Masa Krisis di awal pernikahan
Dalam buku One Minute Awareness di Gramedia dijelaskan bahwa setiap orang sukses selalu diberikan masa krisis, tentu saja hal ini terjadi bukan hanya kepada saya namun kepada semuanya. Masa krisis justru akan menguji kita semua apakah kita termasuk tipe pemenang atau pecundang, karena ada ungkapan dalam The7Awareness bahwa "Setiap pasien membutuhkan pil pahit". Awal pernikahan adalah ujian keras yang nyata, diantaranya adalah  pihak Ayah mertua yang tidak suka memiliki menantu yang miskin dan biasa saja bahkan cenderung menyusahkan. Maka pilihan untuk cerai adalah kata-kata yang sering saya dengar dari Ayah mertua sendiri. Pernikahan telah berjalan 1 tahun penuh dengan tantangan jiwa , sehingga saya mencari jalan keluar untuk masalah keluarga yaitu ingin memberikan cucu pertama kembar, walau bukan cucu pertama namun memiliki cucu kembar adalah kebahagiaan sendiri bagi kakeknya.Â
Percaya Cinta, Percaya KeajaibanÂ
Cinta itu bagaikan sayap yang membuat seseorang bisa meraih impianya, ketika seseorang memiliki cinta, maka harus bersiap menerima keajaiban. Hidup yang ajaib bagi mereka yang memiliki cinta yang kuat. Pernikahan yang diduga akan berakhir akhirnya berjalan bahagia, karena pada tahun 2007 putri kembar identik kami lahir bernama Zaara Zyvaa, walau tidak ada keturunan kembar namun akhirnya memiliki putri cantik kembar identik. Teringat ketika para dokter mengatakan akan sulit memiliki anak kembar jika tidak ada keturunan kembar namun akhirnya semuanya berubah.Â