Nama Naqoy adalah nama yang diambil dari kata akronim kata Nanang Qosim Yusuf, karirnya sebagai penulis buku populer dimulai tahun 2007 sejak buku pertamanya terbit dan melesat menuju Mega Best Seller di Gramedia dengan judul "The7Awareness:Â 7 Kesadaran hati dan Jiwa Menjadi Manusia Diatas Rata-rata". Â
Kompas pada tahun 2009 menulis sebuah resensi dengan setengah halaman berjudul "Jika dibarat ada The7Habit, ditimur ada The7Awareness" ditulis oleh Dr.Budhy Munawwar-Rachman,MA, dalam hitungan Gramedia, yang disebut Mega Best Seller adalah ketika buku tersebut terjual dalam 1 hari diatas 30 exlempar di 1 toko dan konsistensiya selama lebih dari 1 bulan.Â
Ketika buku The7Awareness telah dinyatakan masuk dalam katagori Mega Best Seller maka di toko buku Gramedia dipasang iklan buku The7Awareness di dalam neon box. Berkah dari buku yang melesat membuat pihak Radio Smart FM mengadakan bedah buku pada tahun 2008, pihak produser tertarik dengan konsep The7Awareness sehingga dibuat program bernama "Smart Awareness", program yang sangat keren yang diadakan setiap hari selasa pukul 07.00-08.00 pagi. Bahkan salah satu prestasi yang diakui oleh Manajemen Smart FM adalah ketika Pertamina menjadi sponsor program talkshow tersebut  selama 1 tahun di 15 kota yang menyiarkan siaran langsung program tersebut pada tahun 2010.
Kisah inspiratif mendapatkan mitra PertaminaÂ
Sejak 2008 klien The7Awareness sudah memiliki mitra BUMN seperti PLN, BRI dan sebagainya, hanya saja mitra yang memiliki historis menarik justru datang dari Pertamina. Suatu hari seseorang menghubungi Naqoy Center dan mengatakan dari Pertamina Learning Center mengajak pertemuan, ketika di ruang rapat Ibu Nina Nurlina Pramono , sebagai ketua PLC sempat kaget karena ternyata buku yang dipegang "The7Awareness" adalah hasil karya negeri sendiri , awalnya mereka mengira buku ini seperti karya Covey The7Habit yang diterjemahkan dalam bahasa indonesia, setelah melihat penulisnya masih relatif muda diusia 27 tahun, mereka berpikir bahwa tidak mungkin transformasi Pertamina di coaching oleh lulusan pondok pesantren dan lulusan kampus UIN Jakarta, apalagi pihak Pertamina selalu menggunakan produk luar negeri seperti The7Habit, Dale carnegie dan sebagainya. Akhirnya kelas percobaan dimulai di Anyer dan mereka adalah pegawai Pertamina Learning Center , para peserta sepakat bahwa saat ini transformasi Pertamina tidak cukup hanya dengan "mindset" namun membutuhkan yang lebih luas dan lebih dalam melebihi semuanya yang telah diajarkan , jawabanya adalah kesadaran.Â
Berkat keberhasilanya memberikan training di PLC akhirnya Pertamina pusat memberikan banyak kesempatan kepada Naqoy Center untuk memberikan training di berbagai direktorat Pertamina bahkan sampai ke anak perusahaan seperti pertamina EP, Elnusa dan Patrajasa. Diantara yang menarik adalah ketika Pertamina menjadi sponsor program Smart FM selama 1 tahun di 15 kota dengan menghadirkan para alumni The7Awareness di program SMART AWARENESS. Akhirnya kelas The7Awareness sering diadakan di lantai 21 Pertamina Pusat.  Selama 4 tahun lebih kolaborasi The7Awareness Leadership dengan Pertamina berjalan bersama bahkan melahirkan inspirasi dalam budaya organisasi seperti kata "MULAI DARI NOL" sejalan dengan konsep The7Awareness yaitu Awareness of Surrender.
Transformasi yang terjadi di Pertamina sangat keras sehingga banyak yang menjadi dampaknya, ketika transformasi belum berhasil maka akan menjatuhkan mental pegawai, maka dibutuhkan hal baru yang membuat mereka tetap fokus dalam transformasi, core of the7awareness membuat Pertamina menemukan ruh barunya untuk berubah dan berjuang membawa transformasi besar melahirkan perubahan salah satunya adalah Pasti Pas, memang tidak mudah membawa perubahan terutama melibatkan ribuan orang. Bagaikan membawa ribuan orang masuk lorong dan menemukan jalan buntu maka berputar arah tidaklah semudah membalikan tangan, maka merencanakan transfirmasi dengan modal kesadaran hati dan jiwa setiap pegawai maka akan mudah dijalankan bersama akan tetapi sebaliknya ketika transfomasi SDM tidak disadari dengan kesadaran penuh oleh yang menjalankan maka akan mudah menemukan jalan buntu bahkan beresiko gagal. Maka sebelum transformasi berjalan atau ketika sudah berjalan walau sudah terlambat lebih baik melibatkan kesadaran hati dan jiwa sehingga yang awalnya menolak justru menerima dengan bahagia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H