Mohon tunggu...
NAQOY CENTER
NAQOY CENTER Mohon Tunggu... Dosen - Motivator

pisau diasah oleh batu dan manusia diasah oleh manusia lainnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Beragama: Padang Arofah

16 Juni 2024   13:42 Diperbarui: 16 Juni 2024   13:47 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Haji (yang memenuhi syarat) adalah (wukuf di) Arafah. Siapa saja yang datang (di Arafah) pada hari Nahar (sepuluh Dzulhijjah) malam sebelum fajar terbit, ia terhitung melakukan wukuf" (HR. Abu Dawud).

Mari kita mendoakan keluarga, sahabat, teman dan rekan yang sedang menjalankan ibadah  haji tahun ini, semoga Allah jadikan ibadah hajinya "mambrur" sehingga Allah menjadikan kehidupanya penuh dengan keberkahan (bertambahnya amal kebaikan), setelah kembali ke tanah suci yaitu Indonesia. Tulisan ini meninjau bagaimana Ibadah haji dari pandangan The7Awareness : 7 Kesadaran hati dan jiwa menjadi diatas rata-rata.

Haji sendiri dilihat dari niat dan prosesnya bisa dihubungkan dengan Awareness ketujuh (puncak) dalam The7Awareness yaitu Awareness of Surrender yaitu keikhlasan. Simbolnya dengan menggunakan baju ihrom putih, tidak ada kaya miskin, pejabat atau rakyat, pengusaha atau karyawan dan sebagainya ternyata semuanya sama , yang mulia adalah ketakwaan saja. Haji adalah ibadah tertinggi bagi seorang muslim karena membutuhkan syarat yang kuat adalah jika mampu. Haji merupakan rukun Islam yang kelima dan pokok ibadah yang keempat, yang diperintahkan setelah disyari'atkan ketiga pokok ibadah sebelumnya, yakni shalat, puasa Ramadhan, dan menunaikan zakat. Ibadah haji mengandung nilai-nilai sejarah. Dari sejak mengenakan pakaian ihram yang melambangkan kezuhudan manusia sebagai latihan untuk kembali kepada fitrahnya yang asli, yaitu sehat dan suci-bersih.   

Dengan pakaian seragam putih, mereka berkumpul melakukan Wukuf di Padang 'Arafah. Wukuf di Padang 'Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah itu merupakan puncak ritual ibadah haji di tanah suci dan menjadi salah satu rukun haji, yang menurut Rasulullah saw. bahwa "Haji itu adalah Wukuf di Padang Arafah", tanpa dengannya, haji tidak sah, sebagaimana sabdanya dalam hadis seperti tersebut di atas. 

Kata wukuf berasal dari kata Arab "wuquf" dengan akar kata waqafa berarti berhenti, yang dengan pesan moralnya mengajarkan manusia untuk sejenak meninggalkan aktivitas dunianya selama beberapa jam, yakni berhenti dari kegiatan apapun agar bisa melakukan perenungan jati diri; sedang kata 'arafah berarti naik-mengenali. Dari makna bahasa ini dapat diperoleh suatu hikmah, bahwa Wukuf di Padang 'Arafah, pada hakekatnya, adalah suatu usaha di mana secara fisik, tubuh jemaah haji berhenti di Padang 'Arafah, lalu jiwa-spiritual mereka naik menemui Allah swt. Itulah hakekat wukuf di Padang 'Arafah. Wukuf di Padang 'Arafah ini memberikan rasa keharuan dan menyadarkan mereka akan yaumul mahsyar, yang ketika itu, manusia diminta untuk mempertanggung jawabkan atas segala yang telah dikerjakannya selama di dunia. 

Di Padang 'Arafah itu, manusia insaf dengan sesungguhnya akan betapa kecilnya dia dan betapa agungnya Allah, serta dirasakannya bahwa semua manusia sama dan sederajat di sisi Allah, sama-sama berpakaian putih-putih, memuji, berdoa, sambil mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam.

POLA 3 T THE7AWARENESS TENTANG AROFAH 

Suasana di Arofah bisa dipotret dengan pendekatan The7Awareness (2007) tentang rumus 3 T yaitu Tafakkur, Tadabbur, Tasyakkur. Ketiga rumus ini dikuatkan dalam kedua buku yang berjudul (The7Awarareness : 2007). Ketiga rumus ini dikuatkan dalam kedua buku yang berjudul (The7Awareness: 2007:115) dan The Heeart of 7 Awareness (2010:117). Arafah dengan pendekatan Tafakkur , seperti kita diminta untuk "silence", atau berdiam diri. Dalam keheningan di Padang Arafah kita diminta melihat kembali untuk masa lalu kita agar tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa depan. 

Selain berpikir kepada masa lalu, kita juga diminta untuk berpikir di masa depan (kehidupan akhirat), bahwa apa yang sedang dilakukan di Padang Arofah akan menjadi menjadi cermin ke depan tentang kehidupan kita. Tidak ada yang dibawa ketika dikumpulkan di padang Ma'syar kecuali hanya amal baik atau kebaikan. Hal ini memberikan pelajaran bahwa apa yang dikejar didunia ternyata adalah apa yang nanti kita tinggalkan pada saat kita wafat. Oleh karenanya harta yang dikumpulkan biar menjadi berkah pada saat dilakukan sodaqoh kepada harta tersebut. 

Jika bagian pertama adalah Tafakkur, maka bagian kedua adalah Tadabbur, bagaimana membaca tanda-tanda melalui apa yang dilihat , di Padang Arofah tempat berkumpulnya ribuan orang jamaah haji dari seluruh dunia, hal ini memberikan pelajaran penting bagi kita semua bahwa banyak tanda-tanda yang bisa kita lihat dari perilaku atau tingkah laku manusia di momen Haji. Hal-hal baik kita ambil dan hal buruk segera ditinggalkan pada saat kita mendapatkan inspirasi dari jamaah disekitar kita sendiri.

Terakhir adalah tasyakkur, sebuah bentuk ucapan syukur dan tindakan syukur karena kita tinggal di negara tercinta indonesia yang tidak ada perang saudara , Indonesia yang damai sehingga bisa menjadi tempat yang nyaman untuk tinggal dan ibadah, Melihat sesama jamaah yang datang dari berbagai penjuru dunia membuat kita semua bersyukur ada di negara yang cinta damai.           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun