Pesantren Banu Al-Qomar di Cilegon menjadi tuan rumah dari 16 perwakilan Pondok Pesantren belajar menjadi wirausaha di atas rata-rata berbasis kesadaran hati  yang diadakan hari senin, 23 Agustus 2021, senang rasanya memiliki teman-teman baru yang hebat dari 16 pesantren di Kota Ciegon Banten, setelah mendengarkan sambutan dari Forum Komunikasi Pondok Pesantren Se Cilegon dan Perwakilan dari PLN Transmisi Cilegon acara yang ditunggu dimulai, saya sendiri menyiapkan tim opening untuk membangun "Networking dan Ice Breaking thinking" , Mas Rahul namanya yang mengawali semangat dan suasana lebih cair dengan simulasi yang menarik  dan membuat suasana heboh, saya lihat jam tangan menunjukan pukul 10.00 pagi, saya sendiri memiliki waktu lumayan banyak hari ini, dari pukul 10.00-15.30 sore, saya bersyukur kepada Allah karena mengirimkan orang-orang sholeh dari PLN Peduli yang menjadi peyelenggara kegiatan yang akan mengubah "mindset, hearset, soulset" tentang pentingnya menjadi wirusaha.Â
Sebanyak 50 peserta dengan menggunakan sarung dan peci plus masker antusias mendengarkan bagaimana Religio-Prenuer itu, saya menyampaikan bahwa seorang Religio-Preneur memiliki rahasia kunci 3 K yang menjadi pembuka rezeki, tidak peduli apakah dirinya memiliki pendidikan tinggi atau tidak, tidak peduli apakah dirinya dari Kota atau Desa, tidak peduli apakah dirinya sudah berkeluarga atau tidak, karena setiap orang bisa memulai menjadi "Religio-Prenuer". Baiklah, mari kita bahas rahasia 3 k yang saya sampaikan kepada para pengusaha muda dari kalangan pondok pesantren.
Diawali oleh K pertama adalah Komunikasi, bahwa seorang wiruasaha berbasis kesadaran hati harus pandai dalam melakukan komunikasi , diawali oleh komunikasi dengan pemilik rezeki, Allah SWT. Semakin dekat dan mendekati diri dengan Ilahi melalui sholat tengah malam dan menyampikan proposal kehidupan kepada Allah dengan "haqul yaqin dan tulus" adalah cara komunikasi seperti ini tentu saja akan terhindar dari 2 penyakit manusia modern yang sering dialami oleh pengusaha yaitu 'Perasaan takut dan perasaan sedih yang berlebihan". Kedua perasaan ini akan mempengaruhi bagaimana cara kita berpikir dan cara kita bekerja, justru para "religio-preneur" memiliki perasaan bahagia tanpa syarat- istilah buku saya adalah 'Unconditional Happiness". Sebuah perasaan bahagia yang tidak terikat oleh syarat-syarat sendiri seperti saya bahagia jika saya kaya, saya bahagia jika usaha saya maju, saya bahagia jika bisnis saya lancar. Tanpa kita sadari kebahagiaan yang bersyarat ini hanya akan membuat kita terkerangkeng oleh diri kita sendiri.Â
Dalam buku The7Awareness dijelaskan bahwa ketika manusia terkerangkeng, manusia akan sulit menemukan kebahagiaan dan akhirnya terjatuh dengan depresi dan keterasingan. Hal ini akan membawa manusia menuju lembah kesengsaraan dan penderitaan jiwanya sendiri. Semakin sulit menusia mengejar kebahagiaan, layaknya mengejar bayangan sendiri, justru semakin dikejar semakin lebih jauh dari kita. Dalam rumus komunikasi yang kedua adalah Religio-Preneur  berhasil membangunkan komunikasi dengan orang tua atau yang lebih tua, dirinya memiliki kerendahan hati untuk menghormati yang lebih tua walau bisa jadi secara pendidikan dan ekonomi jauh dibawahnya, namun kerendahan hatinya menunjukan kualitas jiwanya yang hebat.
Sementara komunikasi yang ketiga adalah berkomunikasi yang afektif dengan orang lain, dirinya pandai menggembirakan orang lain dengan tidak bicara menyakitinya, cara komunikasinya selalu menyenangkan dan membangkitkan semangat orang lain untuk berubah. Komunikasi keempat adalah dengan dirinya sendiri, Religio-Preneuer mampu menjaga lidahnya untuk  berpuasa kata-kata buruk, selalu memilih kata-kata baik dan menyenangkan adalah karakter unggul yang dirinya miliki serta jaga, baginya menjadi manusia di atas rata-rata semuanya harus dimulai dari dirinya terlebih dahulu.Â
Rumus kedua adalah Kesempatan, inilah yang akan diterima ketika seseorang pandai dalam komunikasi , setiap hari selalu ada kesempatan yang berharga untuk memberikan kontribusi kepada orang lain, seorang  "Religio-Preneur" selalu ingin memberikan nilai lebih (tambah), dirinya bukan hanya pandai dalam berdagang namun pandai dalam berbagi sehingga akhirnya pelangganya menjadi loyal kepadanya, Ini yang pernah juga dikisahkan ketika pasukan muslim baru saja hijrah dari Mekkah ke Madinah dan mulai berdagang di pasar Madinah, hanya saja selalu kesulitan menemukan pelanggan yang hebat, selalu saja kalah oleh penjual yang justru tidak jujur, sementara pedagang muslim menjalankan aktivitasnya dengan jujur, lalu Rasulullah Saw menjawab 'tidak hanya jujur namun juga memberikan nilai lebih kepada pembeli", hal ini menjadi rumus sukses pengusaha di atas rata-rata yaitu service excellence.
 K yang terakhir adalah Komitmen, inilah yang akan membedakan antara pengusaha biasa dengan pengusaha di atas rata-rata, memiliki komitmen tinggi dalam misi mulianya, komitmenya terfokus kepada bagaimana memuliakan manusia yang diawali dari keuargan, masyarakat dan ujungnya adalah dunia. Menjaga janji atau kata-katanya  selalu ditepati adalah karakter unggul di zaman ini, karena nama baik yang dijaga dengan integritas akan mengantarkan dirinya menjadi sukses di atas rata-rata. Dalam komitmen tentu saja yang paling berat adalah bagaimana melakukan komitmen dengan diri sendiri seperti rumus yang saya sampaikan kepada para peserta bahwa "Orang gagal memiliki ribuan alasan, sementara orang sukses hanya ada satu alasan yaitu TIDAK ADA ALASAN".Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H