Mengapa 21 hari?, mungkin itulah pertanyaan yang ada dalam pikiran banyak orang, mengapa bukan 40 hari?, mengapa bukan 9 hari? atau bulan ?. Tentu saja banyak pandangan dalam hal ini, saya sendiri menuliskan batasan minimal 21 hari ketika mempelajari perilaku seseorang menjadi kegiatan rutinitas ternyata setelah melewati masa-masa awal 21 hari.Â
Saya bersyukur karena paandemi Covid 19 ini membuat hidup ini terasa lebih banyak berguna untuk masyakarat umumnya, selama lebih dari 11 tahun kegiatan pelatihan saya banyak disekitar perusahaan baik BUMN taupun swasta, kementrian dan pemerintahan baik pusat maupun daerah untuk memotivasi ASN menjadi terbaik dalam etos kerja yang maksimal.Â
Sejak Juli 2020 lalu, akhirnya saya dan menejemen membuka kelas untuk umum secara online bagaimana 21 hari membuat sebuah keajaiban dan keberkahan dalam rezeki. Alhamdulillah berjalanya waktu training, coaching dan booksigning ini telah banyak memberikan kesempatan bagi para peserta untuk melatih menaikan kelayakan diri menjadi "di atas rata-rata" dalam hal keuangan, pendidikan, keluarga, mental, spiritual, sosial bahkan kepribadian.Â
Dalam hal keuangan, ada seorang peserta dari Banjarmasin terlilit hutang 4 M, bahkan dirinya mengatakan 'seandainya kematian akhir semuanya maka dirinya memilih bunuh diri saja", tapi karena kematian jusru awal dari segalanya, maka dirinya masih terus berjuang sampai akhirnya menerapkan rahasia 21 hari (21 days to be transhuman),setelah mempraktikan rahasia 3 S +1 JAM SILENCE X 21 HARI"ada keajaiban rezeki, usahanya mendapatkan kontrak pekerjaan , dengan keuntunganya proyek tersebut di atas 4 M sehingga akhirnya bisa menikmati kebebasan tekanan hutang . Ada banyak peserta yang menceritakan jawaban dari ikhtiar dirinya mempraktikan rahasia tantangan 21 hari. Tidak hanya 4 Milyar, ternyata banyak peserta yang berhasil lunasi hutangnya dari mulai ratusan juta sampai milyaran. Mereka berkata "Jika selama ini dirinya mengejar ngejer rezeki sekarang justru kebalikanya adalah dikejar-kejar rezeki".Â
Dalam kesehatan banyak peserta yang menceritakan dirinya awalnya sudah menyerah dengan penyakit yang diderita sejak lama, dari penyakit sekitar lutut yang membuat sholat sulitnya duduk sampai diabetes yang sudah menahun, dengan istiqomah selama 21 hari tanpa putus melatih "bahagia tanpa syarat' membuat mereka menyampaikan bahwa ternyata tetap menjaaga bahagia dalam situasi berat adalah jawaban dari kecerdasan mengelola keuangan yang handal, ada ratuusan pelaku UMKM yang awalnya hampir menyerah kalah karena dampak pandemi Covid 19 ini , kini pelan-pelan bangkit dan menatap kembali usaha dengan pola dan rahasia "3 S+ 1 JAM SILENCE X 21 HARI". Ada banyak orang yang selalu memvibrasikan perasaan buruk pada saat penyakit datang, maka hasilnya adalah bukan semakin membaik bahkan sebaliknya semakin bertambah sakit dan melelahkan jiwa, hal inilah yang sangat penting bagi teman-teman untuk melatih kebiasan hebat dalam kesehatan selama 21 hari.Â
Dalam pendidikan, ada motivasi bagi peserta untuk melayakan diri menjadi sukses dan berpengatahuan tinggi dengan melanjutkan pendidkan formal, seperti seorang peneliti di LIPI Bogor yang akhirnya bisa mendobrak rasa nyaman untuk melanjutkan S3 walaupun banyak halangan yang menghalang. Ada banyak doktor (S3) yang mengikuti rahasia ini kemudian menjadi istiqomah dalam menulis sehingga tulisan ilmiahnya diterima di jurnal international, sebuah kebahagiaan yang tidak bisa dilukiskan dalam hanya kata-kata yang terbatas.Â
Bahkan ada salah satu Doktor yang sekarang menjadi Rektor dikampus terbesar dan tertua di kawasan Cirebon  setelah menjaga"afirmasinya" sejak masih menjadi dosen biasa. Senang melihat dan menyemangati para doktor yang terus melaju menjadi guru besar di kampusnya masing-masing, ada banyak para peserta yang di S2 terus memiliki semangat belajar yang tinggi dengan membuat keajaiban rezeki dan keberkahan ilmu., bahkan yang terbaru ada guru besar di sebuah kampus negeri yang juga alumni dari 21 days to be transhuman sedang masuk dalam proses seleksi menjadi Rektor kampus tersebut di derah Sumatra.Â
Menjawab pertanyaan diatas " mengapa 21 hari?", ada 3 hal yang mendasar untuk menjawab hal ini, pertama adalah teori kebiasaan yang merupakan aktivitas rutinitas yang dilakuan terus menerus selama 21 hari akan memberikan dampak positif dalam pembentukan kebiasan baru, dengan catatan tidak ada yang gagal atau lupa dalam proses 21 hari tersebut, kita ambil contoh seseorang yang sedekah setiap hari setelah subuh tanpa putus maka akan melahirkan kebahagiaan dan kejernihan jiwa dalam melakukan sebuah tindakan , sehingga dampak setelah sedekah 21 hari adalah ingin melanjutkan sedekah dalam keadaan apapun, bahkan dalam keadaan tersulitpun masih bisa memberikan sedekah dengan bahagianya. Termasuk adalah kebiasaan bangun sholat malam tanpa putus dalam 21 hari akan menjadi jalan suskes baru yang sangat indah dan menenangkan hati, hal ini dikuatkan dengan mengambil istilah pepatah "bisa karena biasa".Â
Kedua adalah penguatan syaraf reflek yang nantinya akan semakin kuat ketika diulang -ulang selama 21 hari, sehingga semakin sering dilatih dengan kebiasan baik akan membentuk "MYLIN" unggul , mari kita ambil sebuah contoh sederhana seperti ini, jika anda terbiasa berolah raaga dengan mengangkat beban seberat 10 kg , maka otot anda akan semakin kuat walaupun awalnya mengalami kesulitan  diawal, ketika suatu hari anda tidak melakukan olah raga, maka tubuh seperti menuntut olah raga dan akhirnya setelah berolah raga terasa lebih sehat.Â
Dalam proses pembentukan syaraf dan hormon  fungsi latihan dan terus diulang-ulang 21 hari akan menjadi sebuah keberhasilan di kemudian hari, hal ini sering digunakan di kalangan atlet dalam berlatih olah raga untuk memenangkan piala olimpiade dan sebagainya.Â
Ketiga adalah pembentukan vibrasi lingkungan baik, untuk mengubah sebuah lingkungan tentu saja tidak semudah membalikan tangan thanos, namun membutuhkan proses yang harus dimulai, dan tentu saja diri kitalah yang harus memulainya, tidak hanya menunggu orang berubah, terlebih dahulu setiap orang menjadi "role model" untuk dirinya dan lingkunganya sendiri. 21 hari menantang diri untuk memiliki cara-cara baru, kebiasaan baru dan metode baru untuk suskes di atas rata-rata.Â