Tahun 2008 adalah tahun yang menyedihkan buat kami suami-istri. Kami berdua mengalami penyakit Demam Berdarah (DBD). Awalnya aku mengalami mual dan muntah hingga demam tinggi dua hari berturut-turut. Saat itu, aku hanya dirawat di rumah oleh suamiku. Hari ketiga, panas menurun, gantian suami yang mengalami demam tinggi dan sakit kepala hebat. Akhirnya aku berinisiatif  "menyerahkan diri' ke Puskesmas terdekat.
Setelah diperiksa darah dan obeservasi lainnya, diketahui kalau kami berdua terkena DBD. Penularan DBD ini umumnya melalui nyamuk Aedes aegypti, jenis betina dewasa. Langsung saja pihak Puskesmas mendata rumah kami dan melakukan pengecekan. Diketahui ternyata banyak tetangga kami mengalami sakit DBD, bahkan ada yang telah meninggal akibat wabah DBD saat itu.
Kami berdua saat itu 4 hari dirawat di Puskesmas Way Jepara, Lampung Timur dan 4 hari dirawat di Rumah Sakit Kota Metro. Kami dibawa dengan ambulan. Awalnya kami dirawat jauh terpisah, terpaksa ibu mertua merawat suami, sedangkan aku ditemani pengasuh anak kami. Pengalaman tidak menyenangkan itu sangat membekas, sehingga kami sekeluarga semakin waspada dengan gigitan nyamuk.
Sejak itu, aku dan suami berbagi tugas untuk menjaga anak-anak dari gigitan nyamuk. Kebersihan rumah menjadi sorotan kami. Â Jika mendengar salah satu tetangga yang kena DBD, sebaiknya kita melapor agar pihak puskemas terdekat melakukan fooging. Namun, pengalaman saat tinggal di Padang, beberapa tetangga yang memiliki warung menolak untuk dilakukanfooging, alasannya tidak aman dengan barang dagangan mereka. Memang sih tindakan fooging ini harus sesuai prosedur. Apalagi warga yang terkena asap beresiko mengalami keracunan, tidakan fooging sendiri dapat mengancam ekosistem yang ada. Untuk itu, cairan dan obat foogingharus sesuai standar Badan kesehatan Dunia (WHO).
Sebenarnya, selain melakukan fooging,masyarakat dapat melakukan gerakan 3 M dan program PSN (Pemberatan Sarang Nyamuk). Â Beberapa efektif yang dapat dilakukan adalah :
1. Kuras bak mandi minimal seminggu sekali.
2. Tutup rapat penampungan air atau gentong air.
3. Ganti air di vas bunga secara rutin.
4. Hindari lama-lama mengantung pakaian.
5. Gunakan kasa nyamuk pada ventilasi jendela rumah.
6. Gunakan kelambu untuk melindungi bayi kala tidur pagi dan siang hari.
7. Perhatikan kebersihan rumah dengan metode 5 S, yaitu :
1. Seiri/ Ringkas :perhatian penggunaan barang sesuai fungsinya. Misal tempat kunci motor di tempatkan di satu tempat, tidak tercampur dengan peniti atau jarum bentul untuk jilbab, sehinggamudah dicari saat diperlukan.
2. Seiton/ Rapi : Penataan barang sesuai dengan kebutuhan. Cek lemari pakaian anak, lemari buku, rak bumbu di dapur, gunakan label jika diperlukan.
3. Seiso/ Resik : Adakan rutinitas membersihkan yang terjadwal. Targetkan berapa lama dalam sehari. Ini akan memudahkan ibu rumah tangga tidak terlena saat membersihkan rumah atau waktu banyak terbengkalai.
4. Seiketsu/ Rawat :Saat membeli barang baru kita tanyakan pada diri sendiri, mampukah merawat barang tersebut? Jika tidak, tinggalkanlah. Agar tidak menumpuk barang yang tidak diperlukan.
5. Shitsuke / Rajin :Lakukan 4S di atas secara rutin. 4 S/ R dilakukan secara berututan, ringkas dirapikan dan dibersihkan.
8. Gunakan anti nyamuk misalnya pakai Telon Lang Plus pada pagi dan sore, sekitar pukul 8 pagi dan 6 sore.
Mengenal Telon Lang Plus
Seperti ceritaku di atas, bahwa pengalaman sakit kena DBD membuat aku wapada agar anak-anakku tidak kena gigitan nyamuk. Namun, aku kesulitan menjaga anak-anak dalam waktu 24 jam. Apalagi mereka senang sekali bermain ke luar rumah. Saat browsing mencari info antinyamuk yang nyaman dan aman untuk anak-anak, aku menemukan info warisan budaya leluhur sejak lama dengan produk berkualitasnya, yakni Telon Lang Plus. Wah, kalau aku sih sudah sejak lama mengunakan produk Cap Lang. Baik minyak kayu putih, maupun balsemnya. Namun, aku baru mengenal adanya inovasi baru dari Cap Lang ini. Produk Telon Cap Lang Plus  ini memiliki nilai plus yang banyak.
Mungkin juga kehangatan ini bagai sentuhan ibu, sehingga anakku menjadi nyaman dan akhirnya tertidur pulas di mobil. Saat mobil travel yang kami tumpangi berhenti di rumah makan, aku kembali membalurkan Telon Lang Plus pada anak-anakku pada bagian perut, dada, punggung, pinggang, lengan serta kaki,  Alhamdulillah sepanjang perjalanan tidak muntah seperti saat pergi ke Jambi apalagi harum, khas bayi bikin nyaman banget!
Selain itu, Telon Lang Plus ini mengandung Triple Action dengan mengandung Natural Rhodinol (Oleum Cintronella)  3,0 %. Pertama, Telon Lang Plus  ini mampu menghindari gigitan nyamuk. Telon Lang dapat melindungi bayi dan menghindari dari gigitan nyamuk. Kedua, menghangatkan tubuh bayi, Telon Lang Plus ini memberikanrasa hangat pada tubuh bayi terutama setelah selesai mandi atau saat udara dingin. Ketiga, Menjaga kelembaban kulit bayi. Telon Lang Plus menjaga kelembaban kulit bayi setiap saat sehingga tetap halus, lembut dan tidak kering.
Penulis : Naqiyyah Syam
Facebook : Naqiyyah Syam
Twitter : @Naqiyyah_Syam
Instagram : @naqiyyahsyam
Email : naqiyyah_syam@yahoo.co.id
Tulisan ini sudah dibagikan :
Share di Facebook : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10210086467460344&id=1297076652&pnref=story
Share di Instagram : https://www.instagram.com/p/BWVPqV0lAaq/?taken-by=naqiyyahsyam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H