Malang, 20 November 2024 – Pemrograman kini menjadi salah satu keterampilan penting yang perlu dimiliki di era digital. Melihat perkembangan ini, mahasiswa S1 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan pengenalan pemrograman dengan menggunakan platform Scratch di SD Laboratorium UM.
 Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 20 November 2024 ini merupakan bagian dari proyek Kewarganegaraan, yang bertujuan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat khususnya di bidang pendidikan.
Motivasi dari Sustainable Development Goals (SDGs)
Proyek ini terinspirasi oleh urgensi Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam konteks Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas dan Tujuan 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur. Kami percaya bahwa literasi digital sejak usia dini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, sejalan dengan upaya memberikan akses yang merata dan inklusif kepada semua anak.
 Selain itu, pengenalan teknologi seperti pemrograman bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda agar siap menghadapi tantangan di masa depan, menciptakan inovasi, dan berkontribusi dalam pengembangan infrastruktur teknologi yang lebih baik.
Tujuan Kegiatan: Membangun Keterampilan Digital sejak Dini
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan konsep dasar pemrograman kepada siswa kelas 3 SD dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Scratch dipilih sebagai platform pembelajaran karena antarmukanya yang mudah dipahami, berbasis visual, dan cocok untuk anak-anak.Â
Dengan Scratch, siswa dapat belajar menyusun logika pemrograman melalui blok-blok kode berwarna seperti bermain puzzle. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan minat anak terhadap teknologi sejak dini, sekaligus melatih keterampilan berpikir logis dan kreatif.
Metode Pelaksanaan: Kelompok Tetap dan Bimbingan Intensif
Kegiatan berlangsung tanpa rotasi kelompok. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yang masing-masing didampingi oleh seorang mahasiswa fasilitator. Setiap kelompok tetap berada bersama fasilitator yang sama dari awal hingga akhir kegiatan, sehingga interaksi dan proses belajar lebih terfokus. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan bimbingan yang lebih intensif dan terarah sesuai dengan perkembangan masing-masing kelompok.