Lapangan Gasibu yang berada di depan Gedung Sate Bandung merupakan salah satu tempat favorit masyarakat untuk berolahraga, terutama berlari. Lintasan lari berwarna biru yang mengelilingi lapangan rumput menambah keindahan dan kenyamanan bagi para pelari. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa di pojok lapangan terdapat sebuah perpustakaan yang dapat dikunjungi secara gratis.
Salah satu pengunjung lapangan Gasibu yang juga hobi berlari adalah Budi, seorang mahasiswa di salah satu universitas yang ada di Bandung. Budi mengaku tertarik untuk berlari di Gasibu karena suasana yang enak dan lokasi yang strategis. "Suasana yang enak, di tambah lokasi yang berada di tengah kota memudahkan saya untuk berkunjung ke Gasibu ini," kata Budi.
Namun, Budi mengaku baru tahu ada perpustakaan di Gasibu setelah melihat bangunan berbentuk setengah lingkaran di pojok lapangan. Ia pun merasa kurang cocok ada perpustakaan di dekat jogging track. "Sejujurnya saya juga baru tau ya ada perpustakaan di Gasibu ini, malahan menurut saya kurang cocok gitu ada perpustakaan di dekat jogging track ini," ujarnya.
Menurut Budi, kelebihan perpustakaan Gasibu adalah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk literasi, namun kekurangannya adalah tidak sesuai dengan karakteristik tempat yang lebih banyak digunakan untuk berolahraga. "Untuk kelebihannya ada perpustakaan di fasilitas umum gini, sebenernya untuk orang-orang lebih aware untuk literasinya, tetapi kekurangannya tu dari segi kecocokan dengan tempat yang di bangunnya. Perpustakaan ini kurang cocok untuk tempat yang rata-rata orangnya lebih ke pada kegiatan berolahraga," tuturnya.
Budi mengatakan bahwa ia mulai berlari di Gasibu sejak pandemi Covid-19 berakhir, dan tidak terlalu sering ke sana, hanya pada waktu-waktu tertentu saja. Ia pun belum pernah mengunjungi perpustakaan Gasibu karena jam operasionalnya yang terbatas. "Lebih di tingkatkan lagi untuk jam operasionalnya, yang saya lihat tadi perpustakaan Gasibu udah tutup, jadinya pengunjung yang penasaran untuk berkunjung ke perpustakaan Gasibu bisa datang sesuai dengan jadwal mereka," saran Budi.
Untuk meningkatkan minat masyarakat Bandung untuk membaca buku di perpustakaan Gasibu, Budi menyarankan agar pengelola perpustakaan lebih gencar melakukan promosi dan sosialisasi, serta membangun kerjasama dengan komunitas-komunitas yang peduli dengan perkembangan baca tulis. "Menurut saya si mungkin dari segi promosinya atau pun sosialisasinya gitu, karena kan banyak tu masyarakat termasuk saya lah kurang menyadari adanya perpustakaan Gasibu ini. Dan bisa juga dari pihak pengelola perpustakaan ini lebih membangun kerjasama dengan komunitas-komunitas yang peduli dengan perkembangan baca tulis ini," ucapnya.
Sebagai alternatif fasilitas umum yang cocok untuk track jogging di Gasibu, Budi mengusulkan agar ada tempat yang menyediakan alat-alat gym atau tiang untuk pull up. Ia mengatakan bahwa beberapa kali ia melihat ada sebagian pengunjung yang menggunakan papan besi bertuliskan informasi tentang tempat tersebut untuk melakukan pull up, yang bisa merusak fasilitas tersebut. "Menurut saya fasilitas umum yang cocok tu kaya tempat yang menyediakan alat-alat gym gitu, ataupun tiang untuk pull up gitu. Beberapa kali saya melihat ada sebagian pengunjung yang menggunakan papan besi bertuliskan informasi tentang tempat tersebut untuk melakukan pull up, hal tersebut kan bisa merusak fasilitas yang bukan seharusnya digunakan untuk pull up," tutup Budi.
Dengan demikian, Lapangan Gasibu tetap menjadi destinasi unik yang menciptakan harmoni antara kegiatan olahraga dan literasi. Meskipun munculnya perpustakaan di dekat jogging track menimbulkan pertimbangan, pandangan dari Budi mengenai pentingnya promosi, sosialisasi, dan kerjasama dengan komunitas literasi memberikan arahan berharga bagi pengelola. Dalam upaya meningkatkan minat membaca di perpustakaan Gasibu, perlu adanya langkah-langkah seperti peningkatan jam operasional dan kerjasama aktif dengan komunitas literasi. Semua ini dapat menjadi langkah menuju transformasi Lapangan Gasibu menjadi ruang multifungsi yang memenuhi kebutuhan beragam masyarakat Bandung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H