Musim hujan telah meliputi wilayah di Indonesia, khususnya di Kota Pahlawan Surabaya selama beberapa bulan terkahir. Berbagai perubahan terjadi mulai dari suhu yang semakin dingin, saluran irigasi pertanian yang semakin baik, sampai dengan perubahan negative seperti bencana alam. Tak dapat dipungkiri bahwa hujan selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negative. Hujan di Surabaya rata rata terjadi pada siang ke malam pada setiap harinya baik gerimis maupun hujan deras. Luas Surabaya mencapai 326,81 Km persegi, dengan  curah hujan 187,26 mm hingga 204,39 mm. sementara suhu kota Surabaya antara 25 derajat sampai 35 derajat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, total luas wilayah yang dimanfaatkan di Surabaya mencapai 1.600 sampai dengan 2.226 hektar. Dengan luas perkotaan yang lebih besar, tentunya dengan intensitas hujan yang meningkat dan setiap hari memunculkan pro dan kontra bagi kehidupan masyarakat kota Surabaya.
      Dalam sector pertanian atau perkebunan, saluran air semakin baik dan tumbuhan menjadi semakin subur. Begitu pula dengan sumber nutrisi tanaman terpenuhi secara maksimal dengan adanya musim hujan. Curah hujan yang tinggi mampu meningkatkan produksi biomassa lebih banyak berupa daun, batang, maupun buah buahan yang mendukung para petani. Dalam siklus tanah, hujan membantu nutrisi yang ada di permukaan tanah turun lebih dalam sehingga lebih mudah diserap oleh akar, serta membantu mikroorganisme yang berperan dalam siklus hara. Adanya reboisasi karena tanah yang semakin subur juga terjadfi di beberapa lahan yang gundul secara alami, sehingga kota Surabaya menjadi lebih hijau dan segar.
      Dalam segi kehidupan perkotaan, hujan justru menjadi bencana bagi beberapa wilayah yang memiliki saluran air buruk. Adanya banjir akibat curah hujan yang tinggi mampu menghambat aktivitas masyarakat untuk menjalani keseharian, serta menjadi sumber pencemaran lingkungan akibat sampah yang terbawa hujan. Disamping itu, adanya perubahan suhu yang ekstrim dari Surabaya bersuhu panas menjadi Surabaya bersuhu dingin juga menyebabkan gangguan Kesehatan seperti flu, demam, dan batuk. Tak jarang pula laka lalu lintas terjadi saat hujan deras malam hari karena pengendara mendapatkan pandangan yang terbatas dalam melihat jalan, sehingga resiko kecelakaan akibat terpeleset atau tertabrak tinggi.
      Apabila ada dampak negatif tentunya pasti ada solusi penyelesaian meskipun hanya memiliki peran kecil untuk dampak tersebut. Di perkotaan, solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi banjir dapat dilakukan dengan mengurangi membuang sampah di sungai, menanam pohon agar air dapat menyerap maksimal ke dalam tanah, membuat lubang resapan air sekaligus kompos, dan menjaga kebersihan saluran air agar tidak terhambat. Dari segi Kesehatan, masyarakat dihimbau untuk meminimalisir terkena air hujan selama di perjalanan. Apabila terpaksa, maka dapat diatasi dengan membilas setelah sampai di rumah. Hal ini karena hujan mengandung zat yang berbahaya yang telah tercampur di udara, sehingga dapat menyebabkan gangguan pada kulit atau besi motor. Vitamin juga diperlukan untuk meningkatkan imun tubuh agar terhindar dari sakit. Dengan begitu, kita dapat meminialisir dampak negatife air hujan dan mendapatkan dampak positif melalui langkah langkah yang telah kita galakkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H