Mohon tunggu...
Naomi Yedija Bastian
Naomi Yedija Bastian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo !! saya senang untuk menulis!

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Tuhan, Izinkan Aku Berdosa"

26 Mei 2024   02:23 Diperbarui: 26 Mei 2024   05:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Halo sahabatku!

Mungkin tak asing terdengar mengenai film yang baru baru tayang ini, film berjudul " Tuhan, ijinkan aku berdosa",  mengisahkan tentang seorang perempuan yang kecewa dengan agamanya, ia juga kecewa dengan orang orang yang mengatasnamakan agama untuk melakukan sebuah kejahatan. Ambisinya sangat kuat untuk membalas dendam dan mengungkapkan bahwa tidak semua orang yang terlihat agamis dan baik didepan sesuai dengan kenyataan kehidupan sehari-harinya.

Dari perasaan kecewa, dendam, marah inilah ia meninggalkan kehidupannya yang lama dan memulai kehidupannya yang baru. 

Film ini cukup terang-terangan, lewat pemilihan kata dan scene atau kejadian peristiwa yang terjadi. Semua digambarkan dengan to the point. Sehingga film ini cukup vulgar dan kasar. Mungkin bagi berapa orang akan tak nyaman untuk di dengar dan ditonton.  Diakhir film hanya ditunjukkan serangan terakhirnya kepada orang yang menyakitinya, tidak ada penjelasan apakah ia bertobat atau tidak.

Untuk alur film, mungkin akan membingungkan apabila tidak memperhatikan, karena mengandung alur yang maju dan mundur, seperti memperlihatkan sebab dari masa lalu dan akibat dari masa sekarang, namun ini adalah bagian menarik karena sesungguhnya akan meng-highlight alasan dari perbuatannya 

Seperti yang diketahui bahwa film ini merupakan dari adaptasi sebuah buku, mungkin film ini tidak memuat semuanya yang ada dibuku. Film ini hanya mengambil sebuah inti cerita yang sama, kasus dan permasalahannya yang sama. Tidak akan sekomplit dan sekompleks yang dibuku, namun film ini tetap menarik untuk ditonton.

Penonton akan dihadapkan oleh banyak nilai dan moral yang terkandung dalam film ini. Sebab dan akibatnya sangat berbanding lurus, dan sesuai dengan kenyataan dan realita masyarakat kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun