Mohon tunggu...
Naomi Nur
Naomi Nur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang yang menyukai fantasi dan berkarya dalam tulisan, berbagai jenis tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puncak Komedi Sesungguhnya??? Apakah Ucapan Mendapat Klimaksnya?

25 September 2024   19:13 Diperbarui: 25 September 2024   19:34 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Ketika pisau ada bibir menjadi senjata terbaik di dalam pribadi manusia | Sumber gambar : dokumen pribadi / Naomi Sihite 

Ada masa ketika mulut tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Ruang untuk bicara tertutup rapat, kesalahpahaman menyelimuti setiap sudut. Rasanya hidup, namun seperti mati, tertekan oleh kewarasan yang harus terus dipertahankan. Setiap menit berlalu dengan peran yang terus berganti, seolah tak ada ujungnya. Menyakiti tak pernah benar-benar berhenti, meski berpura-pura pulih, kenyataannya diri ini telah mati secara perlahan.

Hidup kadang terasa seperti lelucon tragis, plot twist yang tak terduga dalam perjalanan kewarasan. Ketika mulut berubah menjadi pisau tajam, siap merobek jiwa yang sudah teramat lelah. Pada titik itu, hati tak lagi mampu merespon. Ucapan yang terlontar tanpa kesadaran menjadi senjata yang berhasil membunuh batin, perlahan tapi pasti. Luka itu tak kasat mata, namun terasa begitu nyata, mengoyak kedalaman jiwa.

Amsal 18:21 (TB):

"Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."

Doa, dalam keheningannya, hadir sebagai pelipur jiwa yang tergores. Ia menjadi ruang aman saat tak ada tempat lain untuk bersembunyi. Doa bukan sekadar kata-kata, tapi tempat di mana hati yang hancur bisa merangkai harapan baru. Ketika semua orang tak lagi mengerti, doa tetap setia menjadi pelipur lara, mendengarkan tanpa menghakimi, menyembuhkan tanpa syarat.

Mazmur 34:18 (TB):

"TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun