Mohon tunggu...
Naomi Melly Maurin
Naomi Melly Maurin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

#AllEyesOnPapua, Ada Apa dengan Papua?

5 Juni 2024   22:13 Diperbarui: 5 Juni 2024   22:48 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah ramai beredar tagar "All Eyes on Rafah", saat ini di media sosial juga ramai beredar dengan tagar "All Eyes On Papua". Sebenarnya apa yang terjadi di pulau Indonesia bagian timur tersebut?

Tagar "All Eyes On Papua" merupakan bentuk dukungan netizen terhadap masyarakat papua yang protes kepada perusahaan yang mengalihfungsikan hutan menjadi perkebunan sawit. Dengan meramaikan tagar "All Eyes On Papua", ini dapat mendesak pemerintah dan membantu untuk mengembalikan hak masyarakat yang telah dirampas.

Hutan adat khususnya yang terletak di Boven Digul Papua dihuni oleh masyarakat papua khususnya suku awyu dan moi, akan dijadikan perkebunan sawit terbesar di Indonesia, padahal hutan tersebut merupakan tempat tinggal dan sumber kehidupan bagi suku awyu dan moi.

Hutan adat memiliki luas 36 ribu hektar atau setara dengan lebih dari separuh luas Jakarta dan akan dibabat habis untuk dijadikan perkebunan sawit. Terdapat tujuh perusahaan yang mengoperasikan proyek ini.

Pemerintah provinsi memberikan izin lingkungan hidup kepada PT Indo Asiana Lestari (IAL) untuk menjadikan tanah dengan luas 36 ribu hektar tersebut menjadi perkebunan sawit. Suku awyu dan moi mengadakan aksi damai di depan kantor MA dengan menggunakan pakaian adat tradisional. Perlawanan masyarakat papua tentu tidak mudah. Demi mendapatkan hak-nya kembali, mereka rela melewati rute yang berbahaya bahkan mengeluarkan biaya tinggi untuk terbang ke Jakarta.

Jika proyek perkebunan sawit terjadi, dampaknya tidak hanya menghilangkan hutan alam tetapi proyek ini akan menghasilkan emisi CO2 sebanyak 25 juta ton. Jumlah tersebut sama saja dengan menyumbang 5% dari tingkat emisi tahun 2030. Dampak dari perkebunan sawit ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat papua tetapi juga akan berdampak ke seluruh penjuru dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun