Dosen Pembimbing : Rijal Khaerani S.Si, M.Stat
Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata, Universitas Pendidikan Indonesia
Apa yang pertama kali muncul di benak kalian ketika mendengar kata "ketoprak"? Pasti makanan lezat yang terbuat dari lontong, tahu, tauge, dan bihun lalu dilumuri oleh bumbu kacang yang nikmat. Eits, kalau itu ketoprak yang asalnya dari Jakarta dan Cirebon, ada juga loh ketoprak yang asalnya dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, tetapi yang ini berbentuk kesenian.
Jadi, ada yang namanya kesenian ketoprak, yaitu pertunjukan rakyat yang menggabungkan unsur drama, tari, suara, musik, dan sastra, tetapi yang paling menonjol adalah unsur dramanya. Namun, kapan diciptakan, dimana, dan siapa penciptanya tidak dapat diketahui.
Dinamai ketoprak karena alat musiknya, yaitu lesung (alat penumbuk padi), terbang, dan kendang menghasilkan suara "dung...dung...prak...prak..." sehinga orang menyebutnya ketoprak.
Terciptanya ketoprak terinspirasi dari permainan gejogan dan kotekan, yaitu permainan oleh gadis-gadis desa di saat bulan purnama dengan menggunakan lesung dan diiringi oleh nyanyian-nyanyian. Dari gejogan dan kotekan inilah lahir ketoprak, yang peralatan musiknya ditambah dengan menggunakan kendang dan seruling, serta ditambah dengan cerita pendek di sekitar tempat pertunjukan.Â
Seiring berjalannya waktu, ketoprak menjadi suatu bentuk teater rakyat yang lengkap dan waktu pelaksanaannya juga mengalami perubahan. Ketoprak dikatakan tradisional karena tidak memerlukan naskah seperti drama modern, para pemainnya berdialog secara improvisasi atau memakai pola-pola kalimat tertentu yang dikenal secara tradisi oleh masyarakat.
Ketoprak memiliki adegan khas yang selalu ditampilkan dalam setiap pertunjukan, yaitu adegan perang, komedi, dan romansa. Disamping itu, ada empat unsur penting yang ada pada struktur dramatik ketoprak, yaitu: tema, alur/plot, penokohan/karakteristik, dan konflik.
Sayangnya, saat ini eksistensi kesenian ketoprak sudah menurun tidak seperti makanan ketoprak yang masih dikenal bahkan dicari hingga sekarang. Agar kesenian ketoprak sama populernya dengan makanan ketoprak, maka kita perlu melakukan upaya untuk melestarikannya. Kita bisa memanfaatkan kekuatan internet untuk mempromosikan ketoprak kepada masyarakat luas dan mengajak mereka untuk bersama-sama melestarikan kesenian ketoprak.Â
Dengan memaksimalkan kecanggihan teknologi, diharapkan kita dapat mengangkat eksistensi ketoprak, bahkan menjadikannya daya tarik wisata daerah maupun nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H