Mohon tunggu...
Naomi Febrianti Pakpahan
Naomi Febrianti Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

I am a student who is passionate about business and has good interpersonal skills to support networking. I have a deep interest in economics and finance, with a particular focus on market analysis. This passion aligns with my goal of becoming a market analyst, motivating me to keep learning and stay updated on global economic developments.

Selanjutnya

Tutup

Book

Perpustakaan Sebagai Tempat Interaksi Pengetahuan dan Fasilitas Interaksi

6 Januari 2025   23:39 Diperbarui: 6 Januari 2025   23:39 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan. Sumber: https://www.pinhome.id/info-area/perpustakaan-di-jakarta/

Sebagai mahasiswa yang berkutat dengan berbagai tugas, saya berpikir tentang hal-hal yang paling menunjang keilmuan selain guru sebagai tombak pendidikan. Tentunya, pengetahuan harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar terus berkembang dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pelajar yang tumbuh di Jakarta, saya menyaksikan pesatnya pertumbuhan kota yang dihuni oleh lebih dari sepuluh juta jiwa, yang diwarnai oleh berbagai interaksi sosial di setiap sisi kota. Interaksi ini memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan perputaran ekonomi. Oleh karena itu, ruang komunal sangat diperlukan agar masyarakat memiliki wadah untuk berkumpul, beraksi, dan berdialog.

Ruang komunal memiliki banyak potensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi yang juga mengedukasi. Sebagai contoh, Taman Ismail Marzuki (TIM), yang terletak di pusat kota Jakarta, menggabungkan kawasan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dengan ruang komunal berupa taman, teater, selasar, dan juga perpustakaan. Perpustakaan Cikini, yang terletak di kawasan Taman Ismail Marzuki, adalah hasil revitalisasi yang diresmikan pada tahun 2019. Perpustakaan ini memiliki lebih dari 100.000 buku dari berbagai genre, yang mencakup beragam topik dan minat pembaca. Di dalam perpustakaan ini juga terdapat berbagai ruang yang mendukung kegiatan masyarakat, seperti ruang baca terbuka, ruang baca pribadi, ruang diskusi, ruang siaran, area khusus anak-anak, serta ruang inklusif untuk pengunjung tunanetra. Selain itu, perpustakaan pemerintah di Jakarta juga terintegrasi dengan website Jaklitera, yang semakin mempermudah akses masyarakat terhadap informasi dan literasi.

Fungsi perpustakaan menurut Darmanto (2020) mencakup beberapa aspek, seperti fungsi administratif, penelitian, informatif, pendidikan, rekreasi, dan kebudayaan (Sri Endarti, 2022). Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, rekreasi menjadi salah satu fungsi yang sangat penting dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk mengatasi kejenuhan kegiatan masyarakat kota. Ruang komunal seperti perpustakaan dapat menjadi tempat berkumpulnya orang-orang dari berbagai kalangan untuk berinteraksi dan berbagi pengalaman. Namun, sayangnya, masih banyak kota di Indonesia yang belum memiliki perpustakaan yang memadai dan dapat dijadikan ruang komunal tempat berkumpulnya masyarakat.

Padahal, perpustakaan yang baik dan memadai dapat menjadi sumber pembelajaran yang sangat berharga bagi masyarakat. Menurut Sri Endarti (2022), sumber belajar pada dasarnya adalah komponen-komponen dalam sistem instruksional yang mencakup pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan yang mempengaruhi hasil belajar penggunanya. Perpustakaan dapat memberikan berbagai komponen tersebut, seperti buku yang menjadi bahan bacaan, alat teknologi informasi untuk akses digital, serta ruang-ruang yang mendorong interaksi antar pengunjung. Melalui kegiatan interaktif yang terjadi di lingkungan perpustakaan, masyarakat dapat terlibat dalam proses pembelajaran yang melibatkan berbagai orang, bacaan, pesan, alat, dan lingkungan yang dapat menambah pengetahuan serta pengalaman.

Tidak hanya itu, fungsi perpustakaan sebagai ruang rekreasi juga tidak kalah penting. Perpustakaan yang dirancang dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan dapat menjadi tempat untuk mengatasi rasa jenuh yang dihadapi oleh mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, ataupun pelajar sekolah dasar dan menengah. Para mahasiswa dapat mencari referensi buku baru untuk mendalami tugas atau penelitian mereka, sementara para pekerja kantoran dapat mencari suasana baru untuk menyelesaikan pekerjaan mereka di luar kantor dengan atmosfer yang lebih tenang dan mendukung produktivitas. Di sisi lain, ibu rumah tangga dapat mengajak anak-anak mereka untuk mengenal dunia perpustakaan yang menyenangkan, sambil mendidik mereka untuk mencintai buku dan membaca. Oleh karena itu, perpustakaan dapat menjadi solusi bagi kebuntuan yang dirasakan oleh masyarakat kota.

Namun, kenyataannya, di kota-kota besar saat ini, lebih banyak ditemui tempat bekerja dan belajar yang berbayar, seperti coworking space, dibandingkan dengan perpustakaan umum yang berkualitas. Meskipun coworking space menawarkan berbagai fasilitas modern, harga yang tinggi membuatnya tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat, khususnya bagi mereka yang membutuhkan tempat belajar atau bekerja dengan anggaran terbatas. Perpustakaan umum yang berkualitas baik hanya dapat ditemukan di kampus-kampus atau beberapa tempat tertentu yang terbatas jangkauannya. Padahal, kebutuhan masyarakat terhadap sarana wisata edukasi harus ditingkatkan agar mereka dapat tercedaskan dan terus terinspirasi untuk selalu belajar. Jika masyarakat tidak memiliki akses yang memadai terhadap ruang yang mendukung kegiatan belajar, maka potensi untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman mereka akan terbatas.

Sebagai mahasiswa yang sering menggunakan fasilitas perpustakaan, saya sangat antusias jika perpustakaan di Jakarta atau di kota-kota besar lainnya dapat bertambah baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Perpustakaan adalah tempat di mana saya dapat menemukan berbagai buku baru yang membuka wawasan saya, bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki minat serupa, serta merasakan pengalaman mengesankan dalam suasana yang mendukung proses belajar. Tidak hanya itu, saya juga dapat merasakan suasana yang tenang dan kondusif untuk fokus belajar, yang sangat sulit ditemukan di tempat lain.

Peningkatan kuantitas dan kualitas perpustakaan tidak hanya akan memberikan manfaat bagi mahasiswa, tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengan adanya lebih banyak perpustakaan yang terintegrasi dengan teknologi dan berbagai fasilitas modern, masyarakat akan semakin mudah mengakses pengetahuan dan informasi yang bermanfaat. Selain itu, desain ruang perpustakaan yang ramah dan inklusif dapat mendukung terciptanya ruang komunal yang mengedepankan kolaborasi, inovasi, dan komunikasi antar pengunjung. Dalam jangka panjang, hal ini akan berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dan budaya literasi di masyarakat.

Kesimpulannya, ruang komunal, khususnya perpustakaan, memegang peranan penting dalam mendukung proses pendidikan, rekreasi, dan pengembangan sosial masyarakat kota. Oleh karena itu, diperlukan perhatian lebih terhadap pembangunan dan pengelolaan perpustakaan yang memadai sebagai sarana edukasi yang inklusif dan mudah diakses oleh semua kalangan. Semoga, dengan adanya peningkatan sarana dan prasarana perpustakaan, masyarakat akan semakin terdorong untuk terus belajar, berinovasi, dan berkembang menjadi lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun