Mohon tunggu...
Naomi Febrianti Pakpahan
Naomi Febrianti Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Universitas Airlangga

I am a student who is passionate about business and has good interpersonal skills to support networking. I have a deep interest in economics and finance, with a particular focus on market analysis. This passion aligns with my goal of becoming a market analyst, motivating me to keep learning and stay updated on global economic developments.

Selanjutnya

Tutup

Book

Perpustakaan Sebagai Tempat Interaksi Pengetahuan dan Fasilitas Interaksi

5 Januari 2025   21:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   21:35 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpustakaan. Sumber ilustrasi: https://www.pinhome.id/info-area/perpustakaan-di-jakarta/

Sebagai mahasiswa yang berkutat dengan berbagai tugas dan rutinitas akademik, saya sering merenung tentang apa yang paling menunjang keilmuan, selain guru sebagai garda terdepan pendidikan. Tentu saja, pengetahuan tidak hanya bergantung pada pengajaran yang diberikan oleh guru atau dosen, tetapi juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai agar dapat berkembang secara optimal. Sebagai pelajar yang tumbuh di Jakarta, saya menyaksikan pesatnya perkembangan kota yang dihuni oleh lebih dari sepuluh juta jiwa. Kota besar ini penuh dengan beragam interaksi, baik di ruang publik maupun di dunia digital, yang memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan perputaran ekonomi. Semua itu menunjukkan betapa pentingnya adanya ruang komunal yang dapat menghubungkan masyarakat untuk berkumpul, berdiskusi, dan beraksi bersama.

Ruang komunal yang baik tidak hanya berfungsi sebagai tempat berkumpul, tetapi juga sebagai sarana rekreasi yang mengedukasi. Salah satu contoh ruang komunal yang menggabungkan fungsi edukasi dan rekreasi adalah Taman Ismail Marzuki, yang terletak di pusat kota Jakarta. Di sana terdapat Institut Kesenian Jakarta yang memiliki fasilitas seni dan budaya, serta ruang terbuka seperti taman, teater, selasar, dan tentu saja, perpustakaan. Salah satu perpustakaan yang sangat menarik perhatian saya adalah Perpustakaan Cikini yang terletak di kawasan Taman Ismail Marzuki. Perpustakaan ini merupakan hasil revitalisasi yang selesai pada tahun 2019 dan kini menjadi salah satu contoh terbaik perpustakaan modern yang berfungsi sebagai ruang komunal. Dengan koleksi lebih dari 100.000 buku dalam berbagai genre, Perpustakaan Cikini menawarkan berbagai fasilitas yang mendukung pengalaman belajar yang menyenangkan, seperti ruang baca terbuka, ruang baca pribadi, ruang diskusi, ruang siaran, area khusus anak-anak, serta ruang inklusif bagi pengunjung tunanetra. Selain itu, Perpustakaan Cikini juga terintegrasi dengan website Jaklitera yang memungkinkan masyarakat mengakses koleksi digital secara mudah.

Menurut Darmanto (2020), perpustakaan memiliki berbagai fungsi, di antaranya adalah fungsi administratif, penelitian, informatif, pendidikan, rekreasi, dan kebudayaan. Fungsi rekreasi ini sangat penting karena selain menjadi tempat yang mendukung proses pembelajaran, perpustakaan juga bisa menjadi ruang yang menyegarkan pikiran dan memberikan pengalaman yang menyenangkan. Bagi sebagian orang, perpustakaan mungkin masih dianggap sebagai tempat yang kaku dan membosankan, tetapi sebenarnya, perpustakaan yang dirancang dengan baik dapat memfasilitasi beragam kegiatan rekreasi yang bersifat mengedukasi. Misalnya, dengan adanya ruang diskusi, kegiatan komunitas, atau bahkan kegiatan seni dan budaya yang digelar di dalamnya. Hal ini akan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk belajar sambil menikmati suasana yang berbeda dari rutinitas sehari-hari yang membosankan.

Namun, meskipun banyak kota besar yang memiliki potensi untuk menyediakan ruang komunal semacam ini, faktanya masih banyak daerah yang belum memiliki perpustakaan dengan fasilitas yang memadai. Perpustakaan yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di perkotaan, masih sangat terbatas. Padahal, perpustakaan memiliki potensi besar untuk menjadi sumber belajar bagi masyarakat dari segala usia. Perpustakaan yang ideal bukan hanya sekedar tempat untuk membaca buku, tetapi juga tempat untuk mengakses berbagai informasi dan pengetahuan melalui beragam media, serta menjadi ruang yang mendorong interaksi antar individu.

Menurut Sri Endarti (2022), sumber belajar merupakan komponen sistem instruksional yang mencakup pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan yang dapat mempengaruhi hasil belajar penggunanya. Dalam konteks ini, perpustakaan dapat menjadi sumber belajar yang sangat kaya karena menyediakan beragam bahan bacaan, berbagai media pembelajaran, dan ruang yang mendukung interaksi sosial. Selain itu, perpustakaan yang dikelola dengan baik akan menghadirkan lingkungan yang nyaman dan kondusif bagi masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan belajar yang interaktif. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan yang memiliki fasilitas lengkap dan suasana yang nyaman akan memberi manfaat yang besar bagi masyarakat, baik untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, maupun sekedar untuk beristirahat dan melepaskan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari.

Suasana yang tercipta di perpustakaan dapat menjadi solusi bagi rasa jenuh yang sering dialami oleh banyak orang. Mahasiswa dapat mencari referensi buku baru, pekerja kantoran dapat mencoba bekerja di lingkungan yang lebih tenang dan menyegarkan, sedangkan ibu rumah tangga dapat mengajak anak-anak mereka untuk mengenal dunia perpustakaan yang menyenangkan. Dengan fasilitas yang ramah bagi berbagai kalangan, perpustakaan dapat menjadi tempat yang tidak hanya mendukung pembelajaran tetapi juga menyegarkan pikiran dan memberikan pengalaman baru bagi setiap pengunjungnya. Inilah yang membuat perpustakaan menjadi ruang komunal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan.

Namun, di kota-kota besar saat ini, lebih banyak ditemukan tempat-tempat bekerja dan belajar yang berbayar, seperti coworking space. Padahal, perpustakaan yang memiliki kualitas baik masih terbatas dan hanya ditemukan di kampus-kampus atau beberapa lokasi tertentu. Hal ini tentu menjadi tantangan, karena semakin banyaknya ruang komersial yang menyediakan fasilitas serupa tanpa menawarkan unsur pendidikan yang lebih mendalam. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan jumlah dan kualitas perpustakaan di kota-kota besar agar masyarakat memiliki lebih banyak pilihan tempat untuk belajar dan berinteraksi. Perpustakaan yang berfungsi dengan baik dapat menjadi sarana wisata edukasi yang mencerahkan masyarakat dan mendorong mereka untuk terus belajar. Sebagai mahasiswa yang sering menggunakan fasilitas perpustakaan, saya tentu sangat antusias jika perpustakaan semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Di perpustakaan, saya dapat bertemu dengan orang baru, mendapatkan pengalaman berharga, membaca buku-buku yang memperkaya wawasan, dan menikmati suasana yang mendukung aktivitas belajar saya.

Dengan adanya perpustakaan yang lebih banyak dan lebih baik, saya yakin masyarakat kota dapat terbantu dalam mengatasi kejenuhan serta memperoleh manfaat edukasi yang lebih maksimal. Perpustakaan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar, tetapi juga ruang yang memperkaya pengalaman hidup, memperluas wawasan, dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi semua kalangan. Inilah yang membuat perpustakaan menjadi salah satu sarana penting untuk menciptakan masyarakat yang terus belajar dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun