Air bersih merupakan kebutuhan dasar manusia, namun jutaan orang di seluruh dunia terus menghadapi krisis sanitasi dan kekurangan akses terhadap air minum. Merujuk pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Poin 6: "Air bersih dan sanitasi layak", dunia berkomitmen untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan air bersih secara berkelanjutan. Inovasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan robotika menawarkan harapan baru untuk mengatasi tantangan ini. Perkembangan teknologi terutama dalam bidang AI membuka banyak peluang baru untuk menghasilkan berbagai upaya dalam mengatasi krisis sanitasi global.
Teknologi AI memungkinkan terjadinya pengembangan sistem pemantauan kualitas air yang lebih canggih. Selain itu, penggunaan sensor pintar berbasis AI memungkinkan peneliti mendeteksi kontaminasi air secara real-time. Contohnya, AI dapat menganalisis kadar logam berat, bakteri, dan bahan berbahaya lainnya, sehingga pemerintah beserta lembaga terkait dapat segera mengambil tindakan perbaikan. Salah satu penerapannya ialah pada proyek di India yang menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk memetakan sumber pencemaran air di sungai-sungai besar seperti Sungai Gangga.
Di samping itu, robot purifikasi atau robot penjernihan air merupakan salah satu solusi baru yang bersifat ramah lingkungan untuk mengatasi krisis global. Robot ini dapat mengumpulkan sampah plastik dari sungai dan lautan, sekaligus menyaring air untuk menghilangkan partikel berbahaya. Beberapa robot memiliki teknologi energi surya sehingga memungkinkan mereka beroperasi tanpa mengeluarkan karbon dioksida. Salah satu contohnya ialah robot bernama "Clearbot" yang digunakan untuk membersihkan sungai dan pelabuhan di beberapa negara. Teknologi ini tidak hanya dapat membantu mengatasi krisis sanitasi, tetapi juga menawarkan potensi besar untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan menggunakan AI dan robot purifikasi air, penduduk dunia tidak hanya dapat menikmati air yang lebih bersih, tetapi juga berkontribusi dalam mencapai tujuan global dalam membangun ekosistem yang sehat. Selain itu, penggunaan teknologi ini merupakan langkah konkret untuk mencapai SDGs poin 6 yang bertujuan untuk memastikan akses universal terhadap air bersih dan sanitasi yang layak.
Mengintegrasikan AI dan robotika ke dalam pengelolaan air dapat membantu mengurangi risiko penyakit yang disebabkan oleh air yang terkontaminasi dan meningkatkan kualitas hidup jutaan orang di seluruh dunia. Upaya kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan sangat penting untuk mempercepat adopsi teknologi ini. Melalui upaya bersama, pencapaian SDG poin 6 bukan lagi sekedar mimpi namun dapat menjadi aksi nyata.
Referensi:
[1] Â Â Â E. Rahmawati, I. Sucahyo, A. Asnawi, M. Faris, M. A. Taqwim, and D. Mahendra, "A Water Surface Cleaning Robot," J. Phys. Conf. Ser., vol. 1417, no. 1, 2019, doi: 10.1088/1742-6596/1417/1/012006.
[2] Â Â Â Irfan Wahyu Ramadhan and Firdaus, "Kajian Awal Pemanfaatan Sistem Cerdas untuk Pemantauan Kualitas Air dalam Konteks Pembangunan Pabrik AMDK," vol. 06, no. 01, pp. 49--57, 2024.
[3] Â Â Â N. Rossiana, F. Doni, R. Riscahya, and P. Syamsuri, Aplikasi Kecerdasan Buatan ( Artificial Intelligence - AI ) dalam Biofitoremediasi Limbah Organik, no. September. 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI