Ibu Lim Bak Tjhun adalah seorang janda berusia 70 tahun yang tinggal di kelurahan Siantan Hulu. Ia tinggal bersama anak laki-lakinya yang berusia 36 tahun dengan keterbelakangan mental yaitu kelainan jiwa, ibu Lim Bak Tjhun juga memiliki anak perempuan yang sudah menikah dan tinggal tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan Suami ibu Lim Bak Tjhun sudah meninggal dunia 12 tahun lalu, oleh karena itu sekarang ia lah yang menjadi kepala keluarga.
Untuk kebutuhan sehari-hari, Ibu Lim Bak Tjhun mengandalkan uang dari menantunya yang bekerja serabutan dan bertempat tinggal tidak jauh dari rumahnya, serta mengandalkan bantuan sosial berupa Program Keluarga Harapan (PKH) bagi Lansia sebesar Rp. 500.000 per tiga bulan. Sebenarnya dulu anak ibu Lim Bak Tjhun yang memiliki keterbelakangan mental sempat berkerja, ia bekerja sebagai penjual tahu keliling dengan menggunakan sepeda. Namun, karena sakitnya seringkali kambuh dan tidak terkontrol, akhirnya ia sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa dan alhasil ia tidak bekerja lagi hingga sekarang.
Ibu Lim Bak Tjhun juga dulu sempat bekerja sebagai sinsang (tabib menurut kepercayaan orang Tionghoa). Tetapi sekarang sudah tidak lagi, dikarenakan beliau terkena stroke dan harus menggunakan bantuan tongkat untuk beraktivitas. Apabila sakit, Ibu Lim bak tjhun biasanya berobat ke puskesmas dengan menggunakan bantuan dari BPJS. Dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari, Ibu Lim bak tjhun menggunakan uang hanya berkisar 10.000-12.000 per hari, cukup untuk 2-3 kali makan.
Rumah yang di diami oleh ibu Lim Bak Tjhun adalah rumah miliknya sendiri, dengan kondisi yang terbilang baik untuk ditinggali. Luas rumahnya sebesar 10x6 meter dengan dinding semen, hanya saja terdapat beberapa bagian yang penyangganya menggunakan batako dan terdapat juga bagian yang hanya menggunakan kawat simpai lalu disemen, Â atap rumah seluruhnya menggunakan seng, lantai seluruhnya menggunakan keramik dan memiliki 5 ruangan yang meliputi ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur, dan WC. Untuk mandi, mencuci, dan buang air ia menggunakan WC sendiri dengan menggunakan air ledeng. Sedangkan untuk minum menggunakan air hujan yang ditampung di tempayan lalu dimasak. Rumahnya menggunakan listrik dengan daya 450 watt, listrik tersebut ia gunakan untuk penerangan, kulkas, dan rice cooker saja. Untuk memasak beliau menggunakan kompor dan tabung gas ukuran 3kg.
Ibu Lim Bak Tjhun mengungkapkan bahwa ia sangat terbantu dengan adanya bantuan sosial yang telah diterima, karena dengan bantuan tersebut ia bisa memenuhi kebutuhannya sehari-hari, mengingat anak laki-laki yang ia rawat pun harus dihidupi dengan bantuan tersebut.Â
Wawancara mendalam dilaksanakan pada Februari - Maret 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H