Mohon tunggu...
Naomi Naibaho
Naomi Naibaho Mohon Tunggu... Lainnya - Simply a regular woman who loves to write sometimes

Fun Fearless Female

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesan Pendek dari Tuhan

2 September 2016   00:39 Diperbarui: 2 September 2016   18:38 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terbangun dikegelapan malam
Perlahan aku bangun dan duduk di tepi ranjang
Kutapakkan kakiku di atas lantai
Tak kurasa dinginnya
Ketengokkan kepalaku kebelakang
Aku tampak tidur nyenyak
Walau wajahku terlihat pucat pasi
Nyaris seperti orang mati

Aku terdiam kuhela nafas pendek
Terdengar olehku sebuah suara
Lembut memanggil namaku
Kucari dari mana asalnya
Tertumbuk mataku pada setitik cahaya kecil

Perlahan aku bangkit dan berjalan pelan menghampiri arah cahaya
Angin dingin perlahan menusuk kulitku
Memasuki setiap pori-pori yang ada
Sesaat aku merasa lelah
Seluruh tubuhku amat lelah
Begitu nyaris aku menyerah
Sampai perlahan sayup kudengar
"Ayo Mamak, kamu bisa"...
Dingin itu makin dingin
Mengalahkan rasa panas yang membara dari dalam tubuhku
Aku menggigil
Kurapatkan kedua tangan sambil kuberjalan Perlahan
Sambil kuberjalan menuju titik cahaya itu

Tubuhku bergetar perlahan
Kian lama kian kencang
Dingin itu begitu kejam
Seakan hendak membunuhku
Aku sangkal kekalahanku
Aku sangkal kelemahanku
Aku menangkan egoku
Untuk bisa tiba di sana

Aku tiba...
Akhirnya di titik ini
Kulihat sebuah meja usang
Perlahan kudekati
Nampak olehku selembar kertas kecil
Dan tulisan pendek di dalamnya
Ku raih perlahan kertas itu
Dan kubaca tulisan di dalamnya

"Kamu kuat, jangan menyerah"

With love,

God

Aku rasakan hangat dikedua pelupuk mataku
Aku menangis
Terbayang wajah orang-orang yang kusayang

Kupejamkan kedua mataku erat
Dan sayup kudengar

"Mamak bangun.... Mamak kuat... Aku sayang Mamak"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun