Mohon tunggu...
Rafa Aqila Satria Prathama
Rafa Aqila Satria Prathama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang ilustrator yang sangat suka dengan industri kreatif dan banyak mengenal dunia ilustrasi terutama pada artstyle anime Jepang

Selanjutnya

Tutup

Seni

Bahaya Ai Terhadap Ilustrator

16 Januari 2025   10:50 Diperbarui: 16 Januari 2025   10:47 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Definisi gambar AI adalah gambar yang dibuat secara digital dan di generate oleh AI hanya saja gambar yang dihasilkan terkadang memiliki kecacatan dibagian tertentu seperti jari. Gambar "AI" tidak akan pernah original, karena mengambil karya Ilustrator yang ada di internet sebagain dasar gambar nya dan hasil gambarnya mirip dengan karya yang ada di internet tanpa ada perubahan yang signifikan dari gambar yang dihasilkan.
 
AI sendiri memang dapat membantu pekerjaan manusia untuk mencari ide, referensi, informasi, dll. Namun AI apabila di biarkan begitu saja akan berdampak pada beberapa pekerjaan manusia, ilustrator sendiri sebagai salah satu pekerjaan yang terdampak oleh perkembangan ini. Belakangan ini perkembangan AI sangat pesat, banyak manusia yang terbantu akanperkembangan AI yang pesat ini. Tetapi Apabila AI ini tidak segera diregulasi, akan adabanyak pekerjaan yang mungkin akan hilang digantikan AI salah satunya adalah ilustrator. Ilustrator sendiri bergerak di bidang kesenian yang butuh kreatifitas agar menciptakan karya yang orsinil atau bisa di komersialkan. Dengan berkembangnya AI sekarang, AI dapat membuat atau generate gambar sendiri dengan cepat dan hasil yang cukup bagus.

 

Keresahan ilustrator menghadapi AI

 
Hal ini tentu saja memicu banyak pendapat dikalangan orang yang bekerja di industri kreatif. Ada yang berpendapat membantu adapun juga yang merasa AI dapat menggantikan mereka. Dalam dunia ilustrasi ada istilah "Tracing" atau menjiplak dan ini dilarang apabila tujuannya untuk dikomersialkan atau di klaim sebagai karya orsinil. Pelaku bisa terkena kasus plagiarisme, beda halnya dengan AI gambar yang dihasilkan oleh AI mengambil referensi dari karya -- karya illustrator yang tersebar di internet dan gambar yang dihasilkan memiliki kemiripan yang sangat tinggi hanya saja, belum ada regulasi yang mengatur plagiarisme pada penggunaan AI. sehingga saat ini AI masih tidak bisa di gugat karena belum ada regulasi.

Keresahan ini bertambah dikarenakan platform X atau twitter dan Meta mengeluarkan kebijakan terbaru mengenai platform mereka bahwa video dan gambar para user platform tersebut akan di jadikan bahan belajar untuk mengembangkan AI dari masing - masing platform. Secara tidak langsung kebijakan tersebut wajib di patuhi oleh user yang menggunakan platform - platform tersebut Kondisi ini dapat dianalogikan seperti negara yang dijajah. Negara sebagai ilustrator yang berusaha bersaing dengan perkembangan teknologi dan penjajah sebagai AI yang dapat membuat gambar yang lebih cepat namun hasil gambar mengambil sama persis dari karya - karya yang ada di internet. Banyak dari komunitas ilustrator berusaha untuk menanggulangi hal ini, salah satunya banyak aplikasi yang mendukung ilustrator seperti Cara, dan Blue Sky. Aplikasi tersebut pada dasarnya sama dengan X hanya saja kebijakanya melindungi para ilustrator, dan ada tool yang berfungsi agar AI tidak bisa menjadikan karya - karya ilustrator sebagai landasan AI untuk berkembang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun