(Riuh majasku atas keelokanmu)
Apalagi selain mengagumi
Hanya ada pujian
Kian ku limpahkan untukmu
Adalah matamu
Sepasang dan spasi diantaranya
Ada rasaku yang tak berkalimat
Lantas senyap dalam takjub
Adalah hidungmu
Yang ku bayangkan berada diujungnya
Menuliskan puisi atas setiap arah, indah
Menguraikan kasih dan sayang
Adalah bibirmu
Yang memicu debar hati, atas manis senyum
Lengkungannya terbias jelas dalam renungan
Entahlah, Segala tentangmu
Telah membuat ku berhenti bicara
Lalu tenggelam dalam ketakjuban
(Riuh majasku atas ke elokanmu)
Utakata..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H