Entah berapa banyak
Genangan air diluar sana
Riuh atap seolah mengisyaratkan
Bahwa bumi telah menjadi lautan
Menggigil atas sekian tetes air
Suhu merendah dingin menyumsum
Canggung malam dingin hati
Gelap riuh dua sisi, alam jiwa nan malam
Aku terbaring tanpa selimut
Segalanya dariku bukan hanya ragaku
Meronta-ronta tanpa ketenangan
Segalanya dariku bukan hanya ragaku
Aku terapung, melayang atau tenggelam?
Bumi telah membuatku kembali berkutat
Pada peliknya tarikh hati yang pernah mati
Menjeda gelora cita yang baru kurajut kemarin
Namun aku takkan pernah berhenti berharap
Semoga saja jiwa ini bukanlah jiwa yang lemah
Walau kian berada diujung kebosanan
Atas riuhnya jiwa yang membunuhku perlahan
Utakata, 20 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H