Mohon tunggu...
Sri Nanti
Sri Nanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mother, Teacher and The Best wife.. remehan yang terus belajar memantaskan diri..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Refleksi Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan

1 Mei 2023   07:54 Diperbarui: 1 Mei 2023   08:07 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani profesi seorang guru adalah takdir terindah dalam hidup. Ia adalah cita-cita masa kecil yang hari ini sudah berhasil untuk dicapai. Menghayati dan menjalankan peran itu dengan sebaik-baiknya adalah sebuah kewajiban yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada Kepala Sekolah atau kepada orangtua saja, namun lebih dari itu tanggungjawab kepada Allah Swt. Seorang guru  menjalankan tugas yang sangat mulia. Profesi guru dapat dikatakan sebagai  bagian dari risalah para Nabi karena guru selalu membagikan pengetahuan dan  kebaikan bagi peserta didiknya. Olehkarenanya sebagai seorang guru profesional sudah sejatinya guru selalu berusaha untuk meingkatkankan kapasitas sebagai seorang pendidik dengan terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya.

Dalam hal tugasnya sebagai seorang pendidik menurut Ki Hajar Dewantara peran guru adalah sebagai pembimbing yang menuntun kodrat yang ada pada peserta didiknya agar mereka dapat tumbuh untuk meraih keselamatan dan bahagia dalam hidupnya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara hadalah suatu 'tuntunan' didalam hidup tumbuhnya anak-anak kita. Artinya, bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri, memperbaiki lakunya (bukan dasarnya). KHD mengilustrasikan guru seumpama seorang petani atau tukang kebun dan para siswa adalah biji tumbuhan yang disemai di lahan yang sudah disediakan. Jika biji tanaman ditempatkan dilahan yang subur dan mendapatkan pencahayaan serta perawatan yang baik dari petani, maka biji tanaman itu akan tumbuh dengan baik meski pada dasarnya biji tersebut bukanlah biji dengan kualitas yang baik. Dan sebaliknya, apabila biji tersebut disemai ditempat yang gersang dan tidak mendapatkan perawatan yang baik dari petani, mungkin biji tanaman tersebut akan tumbuh, tapi tentu tidak akan tumbuh maksimal meskipun biji tersebut  berkualitas terbaik. Namun Ki Hajar Dewantara mempunyai keyakinan yang besar bahwa pendidikan adalah tetap sebagai ladang persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat secara luas dan menjadi kunci yang paling utama untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab. Pendidikan adalah tempat berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kerakter dan kemanusian yang akan diteruskan dan diwariskan. 

Relevansi pemikiran  Ki Hajar Dewantara dengan konteks pendidikan di Indonesia saat ini adalah bahwa begitu pentingnya proses pembelajaran yang kita lakukan benar-benar berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman yang memberikan banyak ruang bagi peserta didik untuk mengekplorasi potensi yang dimilikinya. Pembelajaran yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dan pembelajaran yang membangun budi pekerti dan berfokus pada proses bukan hasil. Demikian juga hal nya yang sedang diupayakan di sekolah saya. Pembelajaran diarahkan pada bagaimana peserta didik memiliki kemerdekaan dalam menjalani proses belajarnya. Melakukan kegiatan belajar dengan penuh semangat dan rasa senang.

Sebagai seorang pendidik yang telah mengabdikan diri mendidik anak bangsa selama hampir 17 tahun lama nya saya hari ini masih terus berusaha  untuk menjadi guru yang bersifat among sesuai dengan semboyan Trilogi Ki Hajar Dewantara dan masih terus berusaha untuk menjadi guru yang  mengadaptasikan pembelajarannya sesuai dengan kodrat alam dan perkembangan zaman.  Meski belum sepenuhnya  memiliki kemerdekaan dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran saya.

Harapan dan ekspektasi saya kedepannya  adalah saya benar-benar bisa menjadi seorang pendidik sebagaimana filosofi seorang pendidik menurut KHD. Bercermin pada pengalaman dan kekurangan diri dimasa lalu, saya punya keinginan besar untuk menjadi pendidik yang dicintai peserta didik saya, mengamalkan sepenuhnya semboyan Trilogi KHD dan mampu memberikan pengajaran yang bermaksa bagi peserta didik saya. Saya juga ingin Melihat peserta didik saya sukses dalam pendidikannya bersama saya. Tak sekedar berilmu tapi juga memiliki budi pekerti yang back. Saya juga memiliki harapan yang besar dalam ruang kelas ini, kepada fasilitator dan rekan sejawat semuanya, mengharapkan pencerahan dan terbukanya cakrawala berfikir saya, untuk terus belajar dan memantaskan diri menjadi seorang pendidik yang paripurna dan menjadi memimpin pembelajaran dimasa depan. (Sri Nanti)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun