Mohon tunggu...
M Yasin Awan
M Yasin Awan Mohon Tunggu... -

Seorang biasa yang bercita-cita jadi luar biasa.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Ramadhan Gus Mus

19 Juli 2012   16:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:47 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

copas dari twitter gus mus http://chirpstory.com/li/13401

NASIHAT RAMADAN BUAT A. MUSTOFA BISRI::

Mustofa,

Jujurlah kepada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan

Ramadan bulan ampunan

apakah hanya menirukan Nabi

atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang menggerakkan lidahmu begitu.

Mustofa,

Ramadan  adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu.

Darimu hanya untukNya dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkanNya kepadamu

Semua yang khusus untukNya khusus unutkmu.

Mustofa,

Ramadan adalah bulanNya yg Ia serahkan padamu dan bulanmu

serahkanlah semata-mata kepadaNya.

Bersucilah untukNya.

Bersalatlah untukNya.

Berpuasalah untukNya.

Berjuanglah melawan dirimu sendiri untuknya.

Sucikan kelaminmu. Berpuasalah.

Sucikan tanganmu. Berpuasalah

Sucikan mulutmu. Berpuasalah.

Sucikan hidungmu. Berpuasalah.

Sucikan wajahmu berpuasalah.

Sucikan matamu. Berpuasalah.

Sucikan telingamu. Berpuasalah.

Sucikan rambutmu. Berpuasalah.

Sucikan kepalamu.  Berpuasalah.

Sucikan kakimu. Berpuasalah.

Sucikan tubuhmu. Berpuasalah.

Sucikan hatimu. Sucikan pikiranmu. Berpuasalah.

Berpuasalah.

Suci kan dirimu.

Mustofa,

Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering

yang mengingatkan kedaifan dan melembutkan rasa.

Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya penunggu

atau perebut kesempatan yang tak sabar atau  atau terpaksa.

Barangkali lebih sabar sedikit dari mata, tangan, kaki, dan kelamin

lebih tahan sedikit berpuasa

tapi hanya kau yang  tahu

hasrat dikekang untuk apa dan siapa.

Puasakan kelaminmu

untuk memuasi Ridha

Puasakan tanganmu

untuk menerima Kurnia

Puasakan mulutmu

untuk merasai Firman

Puasakan hidungmu

untuk menghirup Wangi

Puasakan wajahmu

untuk menghadap Keelokan

Puasakan matamu

untuk menatap Cahya

Puasakan telingamu

untuk menangkap Merdu

Puasakan rambutmu

untuk menyerap belai

Puasakan kepalamu

untuk menekan Sujud

Puasakan kakimu

untuk menapak Sirãth

Puasakan tubuhmu

untuk meresapi Rahmat

Puasakan hatimu

untuk menikmati Hakikat

Puasakan pikiranmu

untuk meyakini Kebenaran

Puasakan dirimu

untuk menghayati Hidup.

Tidak. Puasakan hasratmu

hanya untuk HadhiratNya !

Mustofa,

Ramadan bulan suci katamu,

kau menirukan ucapan Nabi atau kau telah merasakan sendiri

kesuciannya melalui kesucianmu.

Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian

keserakahan, ujub, riya, takabur

dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari comberan hatimu?

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk kerjabakti membersihkan diri

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu

yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi

kau puja selama ini.

Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini

seperti Ramadan-Ramadan yang lalu. Selamat Berpuasa Ramadan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun