Mohon tunggu...
Nanoe Rolin
Nanoe Rolin Mohon Tunggu... -

Greatest Allah - Muhammad, pengagum sepertiga malam di bumi Alloh

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak 9 April

8 April 2014   20:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kawan,

Tak ada salahnya berlomba meraup dukungan,

dengan cara yang elegan.

Mengoleksi sebanyak-banyaknya simpatisan.

Tapi, janganlah banyak mempertanyakan.

Seolah-olah terbersih mencuci tangan.

Kau giat menyuarakan.

Mana kawan mana lawan.

Lalu kau doktrin kawan-kawan.

Yang duduknya bukan di lingkaran.

Pam param pampam...

Kau kan tau politik itu kejam.

Citramu buruk jika melulu berkata tajam.

Jangan pikir semua orang itu awam.

Lawan-lawanmu kau kecam.

Luka lama pesaingmu kau hantam.

Tapi sayang, borok oknummu kau sulam.

Kau bela secara mendalam.

Kau sebut konspirasi terpendam.

Pantas...

Yang Abunawas yang cerdas.

Kau coba menggiring membias.

Untuk mendongkrak elektabilitas.

Agar suara tak terlepas.

Tere Liye bilang ini negeri para bedebah.

Negeri yang konon melimpah ruah.

Tapi, tak takutkah dengan musibah?

Atau hanya berlindung di balik amanah?

Jangan sebab buruk rupa, lantas cermin kau belah.

Entahlah...

Kuharap tak sampai keluar sumpah serapah.

Marah, apalagi bertumpah darah.

Jangan gegabah.

9 April nanti kita memilah.

Memilih para khalifah.

Yang tentunya tak palsu bersumpah.

Mari kembali menuju fitrah.

Agar hidup lebih berkah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun