Pada hari Jum'at tanggal 26 Agustus 2022 bertempat di balai RW 10 Kelurahan Medokan Ayu, dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) program studi agribisnis melakukan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasisiwa (PMM) kelompok 46 gelombang 06 dengan DPL Ganjar Adhywirawan Sutarjo, S.Pi., M.P. membantu dalam pelaksanaan BIAN berupa imunisasi campak rubella dengan target sasaran balita usia 9 -- 59 bulan. Program PMM diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UMM sebagai salah satu pengganti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan merupakan syarat kelulusan strata 1.
Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 -- 12.00 WIB yang dihadiri petugas puskesmas setempat, pengurus posyandu, dan aparat setempat. Program ini bertujuan mencegah tersebarnya penyakit campak rubella pada balita. Mengingat penyakit tersebut dapat dengan cepat menular.
Program ini diikuti oleh 55 anak di lingkup RW 10 Medokan Ayu. Imunisasi campak rubella dapat diberikan kepada balita dalam kondisi sehat artinya suhu tubuh normal, tidak mengonsumsi antibiotik dalam waktu dekat, dan tidak ada kontak dengan pasien covid -- 19. Pada umumnya, imunisasi campak rubella tidak memberikan efek samping yang tidak signifikan.
Sesuai peraturan Menteri Kesehatan, pada bulan Agustus rutin diberikan vitamin A pada balita sehingga setelah mendapatkan imunisasi, balita diberikan vitamin A sesuai dosis. Vitamin A dapat langsung dikonsumsi di lokasi imunisasi maupun dibawa pulang. Petugas melakukan pendataan identitas balita sesuai Kartu Identitas Anak (KIA) dan Kartu Keluarga (KK) lalu balita diukur tinggi dan berat badan serta observasi mengenai kesehatan balita. Setelah semua disnyatakan aman, balita boleh melakukan imunisasi dan diberikan vitamin A serta diperbolehkan pulang ke rumah masing -- masing untuk istirahat.
Menurut Anis, salah satu pengurus posyandu RW 10 Medokan Ayu mengatakan "Imunisasi campak rubella ini tergolong sangat penting untuk balita dengan tujuan tetap terjaganya kesehatan dan juga menjaga lingkungan sekitar agar tidak terkena penyakit tersebut". Efek samping yang jarang terjadi pada balita yakni demam ringan, ruam, dan nyeri pada daerah sunitakan yang dapat hilang dengan sendirinya dalm kurun waktu 2-3 hari. Kata salah satu tenaga Kesehatan (Nakes) puskesmas Medokan Ayu, imunisasi tersebut tidak menimbulkan efek samping paa balita selama kondisinya sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H