Mohon tunggu...
NANI YUNITA
NANI YUNITA Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepenggal Kisah Mengagumkan dari Rumah Kayu

3 Mei 2019   16:48 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:44 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi itu, saat aku terbangun dari lelap,  aku berdiam diri sejenak. Menghirup udara pagi yang segar lalu kuhembuskan beberapa kali untuk membangunkan alam bawah sadarku untuk segera bergerak.Walaupun jam masih menunjukkan pukul 03.00 dini hari. Tapi aku ingat, bahwa hari ini, aku harus berangkat ke Bandung. Karena aku terpilih menjadi salah satu panitia yang ikut dalam kegiatan campaign 'Tidak Ada Yang Tidak Bisa', #TAYTB Chronicles Journey. Mendampingi puluhan key opinion leader untuk mengenal lebih dekat sejarah bank tempatku bekerja, Bank OCBC NISP.

Kukejapkan mata untuk dapat melihat lebih jelas sekitarku. Kulihat disampingku wajah cantik yang masih terlelap, wajah anakku. Kubelai dengan halus tubuh mungilnya dan kukecup kening serta pipinya. Tak bermaksud membangunkannya, hanya untuk memberikan salam sayang yang selalu kulakukan setiap hari.

Dalam hati, aku tersenyum bahagia dan penuh kesyukuran sambil kuucapkan terima kasih kepada Pencipta, Allah Sang Maha Baik. Yang telah memberikan sekali lagi kesempatan aku untuk hidup di hari ini, dalam keadaan sehat tanpa kekurangan suatu apapun. Masih bisa bertemu dengan keluargaku tercinta, masih bisa hidup dan menikmati keindahan dunia ini, masih punya kesempatan mengukir kisah baru hari ini. Apapun yang terjadi hari ini adalah karunia dan perkenanNya.. jadi aku teramat sangat bersyukur, terutama untuk hari ini, karena kemarin tak dapat kuraih lagi sedangkan esok masih menjadi misteri.

Aku bergegas untuk bangkit dari kasur walau rasanya selimut tetap memelukku erat, tak ingin aku beranjak pergi. Kusingkirkan ia sembari kukibas rasa malas yang mulai menyertai.

Singkat cerita, kami berkumpul di Stasiun Gambir untuk berangkat dengan naik kereta pukul 07.15 pagi. Kereta berangkat tepat waktu dan tiba pukul 10.00 di Stasiun Bandung. Cuaca Bandung saat itu memang kurang bersahabat menurutku, karena matahari sudah bersinat sangat terik, sehingga seperti terbakar saja kulitku rasanya.

Acara #TAYTB Chronicles Journey hari itu sungguh padat. Rombongan langsung menuju Gedung Devries, dimana itu adalah gedung yang punya nilai sejarah awal mula kelahiran Bank OCBC NISP. Lalu dilanjutkan ke Premium Guest House yang berada tak jauh dari Gedung Devries, dimana itu adalah konsep baru dari cabang Bank OCBC NISP, nasabah akan dilayani dengan solusi yang ingin dicapai. Lalu dilanjutkan dengan yoga bersama seluruh key opinion leader di Restoran Riverstone dan berakhir di Rumah Kayu. Rumah Kayu ini adalah tempat kediaman Keluarga Karmaka, dimana rumah itu akan jadi venue terakhir sekaligus menjadi tempat makan malam bersama Keluarga Karmaka.

Kebetulan aku mendapatkan tugas untuk supervisi di Rumah Kayu, sehingga setibanya di Bandung, langsung aku menuju lokasi Rumah Kayu. Dimana acara akan diadakan mulai pukul 06.00 sore.

Yang membuat hatiku rasanya tak karuan adalah karena aku tahu bawah Rumah Kayu adalah rumah tinggal dari Keluarga Karmaka. Bangga, senang, terharu semua campur jadi satu. Hingga akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Sebelum rombongan key opinion leader tiba, keluarga Karmaka yang terdiri dari Bapak dan Ibu Karmaka Surjaudaja, Bapak Pramukti Surjaudaja dan Ibu Parwati Surjaudaja sudah siap menunggu tamu tiba di Rumah Kayu. Jujur, baru kali inilah aku bisa 'merasa lebih dekat' dengan Keluarga Karmaka. Dan kesan saya yang pertama kali adalah, sungguh keluarga ini keluarga yang sangat baik dan sangat humble. Sangat terlihat dari bagaimana ramahnya menyambut kami dan para undangan lainnya dan tentunya hidangan terbaik yang dipilih dan disuguhkan oleh Keluarga Karmaka dalam menyambut kami semua.

Tibalah saat sharing session, dimana Bapak Pramukti Surjaudaja menceritakan kisah hebat bahkan teramat hebat karena mungkin kita akan berfikir bahwa hal tersebut tidak mungkin dapat dilalui. Perjuangan Bapak Karmaka dimulai saat bayi terombang ambing berhari-hari di kapal bersama mamanya dikarenakan sakit yang dideritanya saat tiba di Hindia Belanda saat menyusul papanya yang sudah lebih dulu tiba disini. Lalu bertubi-tubi cobaan yang mendera seperti harus mengalah berhenti sekolah demi orang tua, agar sang adik bisa terus lanjut sekolah. Lalu bekerja di pagi hari sebagai guru lalu lanjut siang hari sebagai buruh pabrik.

Tidak hanya sampai disitu, saat akhirnya menikah dengan Ibu Lelarati Surjaudaja dan meneruskan memegang Bank NISP, berbagai kondisi ekonomi dan social bertubi-tubi menghujam Keluarga Karmaka. Tapi apakah semangat Bapak dan Ibu Karmaka mengendur? Tidak sama sekali.

Perjalanan dimulai 1941, dimana bank NISP didirikan dengan nama awal (NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank), lalu pada tahun 1958, Bank NISP berubah nama menjadi PT Bank Nilai Inti Sari Penyimpan.
 
Tahun 1967, Indonesia mengalami krisis Sanering (pemotongan nilai uang), namun semangat Bank NISP tidak ikut terpuruk. Bank OCBC NISP, tidak hanya survived, tapi malah Thrived! Naik kelas dari awalnya bank tabungan menjadi Bank Umum. Lanjut tahun 1994  malah berhasil menjadi perusahaan publik.
 
Tahun 1998, Indonesia kembali mengalami  krisis moneter, saat itu keadaannya sangat sulit. Namun tak disangka Bank NISP kembali Survived! Bank NISP berhasil melewati krisis moneter yang berat. Bahkan Bank NISP menjadi salah satu bank yang bisa menjadi mandiri melewati krisis moneter tanpa bantuan dari pemerintah dan rating Bank NISP saat itu lebih tinggi daripada rating Negara Indonesia.
 
Tahun 2011, akhirnya Bank NISP merger dengan OCBC Bank dan berubah menjadi Bank OCBC NISP. Hingga saat ini, di usianya yang sudah menginjak 78 tahun, Bank OCBC NISP yang merupakan bank ke 4 tertua di Indonesia, sudah banyak pencapaian yang diraihnya. Sebagai bank terbesar ke 8 di Indonesia dengan total aset Rp173,6 T.
Bank OCBC NISP yang berada dalam naungan OCBC Bank, masuk ke dalam top 5 bank paling aman di dunia menurut Global Finance Magazine
 
Bank OCBC NISP juga dinobatkan sebagai 'world's most highly-rated banks', yang memiliki rating  Aa1 dari Moody's dan  AA- rating dari Standard & Poor's.  Bank OCBC NISP juga memiliki berbagai awards tingkat dunia, seperti: Bank of The Year Indonesia versi The Banker Award London, 2018 dan Most Trusted Company versi Corporate Governance Perception Index Awards, 2018
 
Bank OCBC NISP mendapatkan beberapa pengakuan dari Asian Banking & Finance Retail Banking Awards, 2018, International Retail Banking of the Year  dan Mobile Banking Initiative of the Year Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun