Mohon tunggu...
Nur Anisa Dwi Utami
Nur Anisa Dwi Utami Mohon Tunggu... Guru - saya adalah seorang pendidik di jenjang PAUD yang sangat tertarik dengan tumbuh kembang anak

ibu rumah tangga yang juga menjadi seorang pendidik PAUD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"BISA" Strategi Pembelajaran Literasi di TK Anak Cerdas

27 September 2024   13:11 Diperbarui: 27 September 2024   13:15 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buruknya kemampuan literasi negara Indonesia yang bisa kita lihat dari hasil tes PISA tentunya menjadi PR bagi seluruh pendidik di negeri ini untuk berinovasi dalam membuat strategi pengembangan kemampuan literasi. Literasi pada peserta didik merupakan proses berkelanjutan yang sangat dinamis, mulai dari munculnya rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis, berbahasa lisan, hingga pada kemampuan membaca dan menulis. Kemampuan tersebut mengikuti perkembangan zaman untuk digunakan dalam proses belajar sepanjang hayatnya. Literasi pada peserta didik usia dini sangat erat kaitannya dengan perkembangan kemampuan berbahasa peserta didik, dimana peserta didik harus mampu memahami bahasa dan menyampaikan bahasa, yang berkaitan dengan proses keaksaraan awal.

Literasi merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan di abad ke-21. Kemampuan literasi akan mempengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan kognitif peserta didik. Pendidikan Anak Usia Dini sebagai fase fondasi memiliki peran penting dalam menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan literasi. Kondisi tersebut menantang pendidik untuk menjadi lebih aktif dan inovatif dalam menstimulasi kemampuan literasi melalui kegiatan bermain yang menyenangkan di kelas. Kekhawatiran orang tua yang peserta didiknya belum mengenal huruf dan angka serta kurangnya pemahaman orang tua tentang tahapan kemampuan literasi juga turut menjadi tantangan bagi para pendidik. Orang tua khawatir peserta didik mereka tidak bisa membaca dan mengikuti pembelajaran ditahap selanjutnya jika hanya diajak bermain tanpa adanya drilling terkait kemampuan mengenal huruf dan bilangan.  

Sebagai seorang pendidik, kita haruslah mampu berinovasi sesuai dengan perkembangan di dunia pendidikan. Perkembangan zaman yang menuntut peserta didik memiliki kecakapan literasi membuat penulis menerapkan "BISA" sebagai strategi pembelajaran literasi di TK Anak Cerdas. Strategi "BISA" yang dimaksud adalah:

A. Best Idea (B)

Best Idea dalam strategi ini mengarah pada memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan ide, informasi terkait sumber belajar yang disajikan. Dalam tahap Best Idea, pendidik menghadirkan sumber belajar berupa buku cerita/ video untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik auditori dan visual. Pendidik juga mengajak peserta didik memetakan konsep untuk memperkuat pemahaman peserta didik dengan gaya belajar visual serta memberikan kesempatan untuk mengamati secara langsung untuk pemperkuat pemahaman peserta didik dengan gaya belajar kinestetik. Pendidik tidak hanya menyajikan sumber belajar saja, tetapi pendidik memantik rasa ingin tahu peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan terbuka. Pendidik yang selalu menghargai setiap pendapat/ ide/ minat peserta didik menjadikan peserta didik di TK Anak Cerdas lebih percaya diri untuk mengekspresikan ide/ gagasan terkait apa yang sudah didapatkan. Tentunya rasa percaya diri ini mampu mengembangkan kemampuan literasi peserta didik dalam memahami dan menyampaikan bahasa.

B. Investigating (I)

Investigating disini berarti  mendorong peserta didik mencari tahu lebih jauh tentang topik. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap Investigating adalah: 1) pendidik perlu mendengarkan dan mengobservasi peserta didik dengan saksama, 2) pendidik memunculkan suatu masalah/ pertanyaan yang menginspirasi peserta didik untuk melakukan investigasi, dan 3) memberikan kesempatan yang sama pada semua peserta didik untuk terlibat aktif dalam pemilihan projek sesuai dengan minat peserta didik. Selama melakukan tahap Investigating, Pendidik akan memberikan dukungan berupa pemantik yang mampu mengajak peserta didik untuk menginvestigasi permasalahan yang dihadapi hingga menemukan jawaban.

C. Solving (S)

Solving merupakan tahapan dimana peserta didik mulai melakukan proses aktualisasi baik berupa aksi maupun karya yang telah dikupas dalam tahap Investigating. Pada tahap ini, peserta didik akan menemukan permasalahan ketika memulai/ menyelesaikan projek mereka. Pendidik berperan untuk memberikan dukungan berupa kalimat pemantik rasa ingin tahu peserta didik. Tentunya proses tersebut dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan, menantang dan aman.

Selama kegiatan pembelajaran, pendidik berperan dalam memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan projek. Peserta didik dibiasakan untuk menyampaikan apa yang dia lakukan, kendala apa yang dialami, bagaimana cara memecahkan masalah yang dihadapi hingga mencari sumber belajar pendukung yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Pendidik akan memperhatikan karakteristik, minat dan kemampuan peserta didik sebagai cara mewujudkan pembelajaran yang berdiferensiasi. Pemantik rasa ingin tahu peserta didik yang diberikan pendidik akan disesuaikan dengan ketrampilan berfikir peserta didik sehingga peserta didik mendapatkan dukungan yang sesuai dengan kemampuan mereka. Hal tersebut juga mampu mengasah kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan bahasa.

D. Announcing (A)

Tahap terakhir dari strategi bisa adalah annoncing, disini pendidik beserta peserta didik akan melakukan hal berikut : 1) mereviu atas projek yang telah dibuat untuk melihat adanya kemungkinan menyempurnakan projek, 2) merefleksi hal-hal yang mendukung atau menghambat pelaksanaan projek 3) memastikan adanya keberlanjutan hal-hal baik, serta 4) menyampaikan temuan peserta didik selama melakukan projek sebagai pengalaman belajarnya. Pendidik memiliki peran penting untuk mendorong peserta didik menyampaikan setiap detail pekerjaan yang telah dilaluinya. Penyusunan kalimat pemantik juga perlu disesuaikan dengan kemampuan berfikir peserta didik sebgai cara menguatkan kemampuan literasi masing-masing peserta didik.

Pembiasaan yang dilakukan selama menerapkan 4 tahap strategi "BISA" pendidik bisa mengembangkan kemampuan literasi anak. harapannya generasi di Indonesia tidak hanya bisa membaca saja, tetapi mampu memahami bahasa ekspresif dan bahasa reseptif  dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun