Bantul (MTs N 6 Bantul) - Iri dengki adalah sikap yang dapat merusak rasa syukur dalam hati seorang Muslim. Ketika seseorang merasa iri, ia cenderung memfokuskan perhatian pada apa yang dimiliki orang lain, bukan pada karunia yang telah Allah berikan kepadanya. Iri hati muncul karena ketidakpuasan terhadap takdir, seolah-olah kita meragukan keadilan Allah. Padahal, Allah membagi rezeki dan nikmat-Nya dengan bijaksana sesuai dengan kehendak-Nya. Jika hati kita terus dipenuhi iri, maka sulit untuk merasakan nikmat yang sudah kita terima, sehingga rasa syukur pun hilang.
Dengki, lebih dari sekadar rasa tidak suka, adalah keinginan agar nikmat yang dimiliki orang lain hilang. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan untuk senantiasa mendoakan kebaikan bagi sesama. Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah hasad (dengki), karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar." Dengki tidak hanya merusak hubungan sosial, tetapi juga menghancurkan amal kebajikan yang telah kita perbuat. Dengan demikian, dengki menghalangi kita untuk meraih ketenangan jiwa dan keberkahan hidup.
Rasa syukur adalah obat yang dapat menyembuhkan hati dari penyakit iri dan dengki. Ketika kita bersyukur, kita mengakui segala karunia yang telah Allah berikan, besar atau kecil. Syukur membuat kita sadar bahwa nikmat yang Allah berikan kepada orang lain tidak mengurangi rezeki kita. Justru, semakin kita bersyukur, semakin Allah menambahkan nikmat-Nya kepada kita, sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu" (QS. Ibrahim: 7).
Melatih diri untuk tidak iri dan dengki membutuhkan kesadaran dan usaha yang terus-menerus. Setiap kali perasaan iri muncul, kita harus segera mengingat nikmat-nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Selain itu, kita bisa melatih hati dengan mendoakan kebaikan bagi orang yang kita iri, sehingga secara perlahan rasa iri itu berubah menjadi perasaan ridha dan bahagia atas nikmat yang diperoleh orang lain. Dengan begitu, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bersih dari penyakit hati.
Akhirnya, mari kita terus menjaga hati agar selalu dipenuhi rasa syukur, bukan iri atau dengki. Ingatlah bahwa iri dengki hanya membawa kerugian bagi diri kita sendiri, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, dengan rasa syukur, kita akan selalu merasakan kebahagiaan, kedamaian, dan keberkahan dalam hidup. Semoga Allah senantiasa melindungi hati kita dari penyakit iri dan dengki serta menjadikan kita hamba yang selalu bersyukur atas segala nikmat-Nya.(nan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H