Mohon tunggu...
Zaenani Qodriyatun
Zaenani Qodriyatun Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adakan Lomba Adzan untuk Asah Bakat Siswa MTs N 6 Bantul

20 November 2024   12:15 Diperbarui: 20 November 2024   12:20 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susana pengarahan lomba adzan (foto pribadi)

Bantul(MTs N 6 Bantul) -  Dalam upaya menggali potensi dan mempersiapkan siswa menjadi generasi yang berkualitas, MTsN 6 Bantul menggelar lomba mencari bakat muadzin pada bulan Oktober 2024. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh siswa kelas 7, 8, dan 9.

Bapak M. Zein, dalam pengarahannya, memberikan motivasi kepada para peserta untuk terus mengasah kemampuan adzan. Beliau juga menekankan pentingnya penguasaan ilmu agama sebagai pelengkap kemampuan tersebut.

"Kemampuan adzan bukan hanya sekadar melantunkan bacaan, tetapi juga merupakan bentuk ibadah dan panggilan bagi umat Islam. Saya berharap lomba ini dapat memotivasi siswa untuk terus belajar dan berlatih," ujar Bapak M. Zein.

Senada dengan Bapak M. Zein, Kepala Madrasah, Mafrudah, juga menyampaikan bahwa kemampuan adzan merupakan salah satu bekal penting bagi siswa laki-laki untuk terjun di masyarakat. "Sebagai lembaga pendidikan Islam, kami berkomitmen untuk mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan siap menjadi pemimpin di masa depan," tegas Ibu Mafrudah.

 Disiplin Berpakaian, MTsN 6 Bantul Beri Pembinaan

Bantul -- Rutinitas mengenakan pakaian adat Jawa Yogyakarta setiap Kamis Pon di MTsN 6 Bantul sempat terusik pada bulan November 2024. Tiga siswa kedapatan tidak mengenakan pakaian adat secara lengkap, yakni lupa membawa blangkon atau peci.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Madrasah, Mafrudah, memberikan pembinaan kepada siswa yang bersangkutan. "Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya disiplin. Disiplin tidak hanya dalam berpakaian, tetapi juga dalam segala aspek kehidupan," ujar Ibu Mafrudah.

Beliau menambahkan bahwa mengenakan pakaian adat Jawa Yogyakarta setiap Kamis Pon merupakan salah satu upaya untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal pada siswa. "Dengan mengenakan pakaian adat, siswa diharapkan dapat lebih menghargai budaya bangsa," imbuhnya.

Para siswa yang bersangkutan telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada pihak sekolah. Mereka berjanji akan lebih teliti dan disiplin dalam mempersiapkan diri untuk kegiatan serupa di masa mendatang.(amp)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun