Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Kedua Anak Perempuanku

23 Januari 2021   17:01 Diperbarui: 23 Januari 2021   17:13 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahwa semasa kecil keduanya lucu, bukan hal yang baru untuk dikisahkan. Semua orang pun sepakat mengiyakan di samping ulah yang menjengkelkan. Akan tetapi, ada hal yang menurutku sulit diterima tapi begitulah adanya.

Keduanya berkarakter berbeda. Mengapa? Bukankah keduanya dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua yang sama? Mereka pun tinggal di lingkungan dan bersekolah di tempat yang sama pula. Apakah pengaruh teman-teman sepergaulannya? Mereka sering bermain ke rumah dan sikap mereka pun berbeda-beda. Aneh, pengaruh darimanakah perbedaan mereka?

Apakah pengaruh astrologi? Hah...aku tidak begitu suka ramal- meramal. Bagiku, hal itu sangat membahayakan bagi kaum sugestibel. Jika diramal buruk mereka akan syok, sebaliknya jika diramal baik-baik bagaimana jika  mereka tidak mau berpikir melakukan upaya apa pun?  Aku tidak memercayai hal yang dikatakan astrologi tentang nasib baik dan buruk ke depan selain untuk kewaspadaan. Bukankah pada umumnya nasib baik dan buruk ke depan ditentukan oleh masa lalu, di samping kewaspadaan, dan doa? Walaupun tidak dapat diingkari adakalanya segala upaya sudah dilakukan namun masih saja tertimpa bencana.

Kembali ke astrologi. Manakala menghayati ulah keduanya, aku jadi teringat peran astrologi terhadap waktu kelahiran mereka. Jangan-jangan memang memengaruhi karakter? Ibarat pasang surut air laut yang dipengaruhi  gravitasi bulan atau matahari, apa bedanya dengan astrologi yang memengaruhi karakter manusia? Sampai di sini, dengan ilmu othak-athik mathuk, aku mulai  sedikit percaya. Bukan ramalan nasibnya melainkan pengaruh zodiak terhadap karakter seseorang. Itu saja. Tujuannya apa? Tentu untuk menepis pembawaan buruk dan memelihara yang baik, gawan bayi, dalam istilah Jawa.

Seringkali dalam astrologi dikatakan bahwa bakat alami Gemini adalah suka ganti pasangan. Aku tidak tertarik perilaku iseng seperti itu karena akan sangat merepotkan. Selain risikonya tidak sebanding dengan kenikmatan yang akan kudapatkan, aku pun ingin dapat merasakan keindahan cinta. Bagaimana rasanya mencintai secinta-cintanya sehingga dapat setia setengah mati dan cinta sampai mati, berlanjut dengan bagaimana rasanya menahan kerinduan dalam cubitan rindu serindu- rindunya?

Aku ternyata bisa.  Aku bisa memfokuskan cinta hanya kepada isteriku, walaupun teman wanitaku banyak. Akan tetapi, umumnya mereka sekadar ingin curhat kepada lelaki yang dianggap bisa menghargai kondisi mereka yang saat itu tengah sebagai gadis galau maupun janda. Pada umumnya mereka bersyukur bisa curhat kepada teman pria yang mendengarkan masalah mereka tanpa berharap aneh-aneh. Keanehan yang membuat mereka sebagai wanita merasa risih dan dimarginalkan. Pada umumnya pula, mereka pun akrab dengan isteriku sehingga ia tidak cemburu.

Suatu ketika, anak sulungku membaca karakter para pemilik zodiak. Manakala membaca karakter bintangnya bahwa kaum Gemini umumnya suka ganti-ganti pacar, ia malah berkomentar,"Asyik, aku kelak akan ganti-ganti pacar."

Aku tertegun mendengar komentarnya. Jangan-jangan itu memang karakter alami zodiaknya? Ini tidak bisa dibiarkan, tekatku. Maka, aku pun menyahut dengan suara keras nyaris bentakan,

            "Hus, itu perilaku tidak bagus. Bapak melarang!"

            Ia pun terdiam. Sejak saat itu, ibunya kuminta  menasihati berbagai hal yang berkaitan dengan tradisi wanita Timur, misalnya wanita Timur itu ibarat porselen yang dilarang retak. Serentetan nasihat sebagai wanita Timur yang masih diliputi tradisi patriarki pun mulai dipahamkan oleh ibunya. Aku pun mulai mendekatkannya kepada buku-buku. Semua itu demi kecemasan ia memelihara karakter asli  pengaruh zodiak yang mengatakan bahwa kaum gemini ada kecenderungan suka ganti pasangan.

            Ia pun tenggelam dalam keasyikan membaca di samping peran wanita dalam tradisi patriarki yang dihayatinya dan coba dijalaninya. Uniknya, akhirnya  ia tumbuh menjadi gadis yang tidak mudah memutuskan pilihan kendati tetap riang dan banyak teman. Aku mulai cemas manakala usianya sudah menginjak dewasa tapi  tetap saja merasa enjoy dalam kesendirian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun