Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menggali Sisi Kebaikan Orang Berkepribadian Sulit (Bagian 2, Tamat)

31 Desember 2020   10:04 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:13 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langkah kita menghadapinya adalah dengan menghargainya, bersabar, serta membangun perspektif kita, yaitu mungkin ulahnya berkaitan dengan trauma masa lalunya. Kita tidak harus mengorek hal itu, hanya saja jagalah ulahnya agar tetap terarah.

Tipe terakhir adalah tipe perengek. Terapi untuk mereka bisa saja dengan cara berkeluh kesah.  Akan tetapi, berkeluh kesah dapat membuat orang seakan tenggelam ke dalam rawa berlumpur. Walaupun demikian, itulah keahlian mereka. Berbagai keluhan hanya berkontribusi minim bagi pelepasan stress, sangat jarang ada manfaatnya. Mereka seakan bersaudara dekat dengan tipe penentang karena berorientasi kepada kesempurnaan. Mereka memang memiliki pemikiran bahwa banyak hal yang seharusnya berbeda, tetapi tidak memiliki ide bagaimana perbedaan harus terjadi. Sehingga mereka suka merengek, mengeluh, dan menentang.

Fokus menghadapi mereka adalah membangun persekutuan dalam pengambilan keputusan. Jika gagal, mengatasi kesulitan mereka adalah dengan berdialog untuk mencari solusi bersama. Dengarkan poin-poin utama keluhannya. Itulah langkah pertama kita, bahkan kita bisa mencatatnya. Dengan demikian, mereka akan tahu bahwa kita mendengarkan keluhannya.

Langkah selanjutnya adalah melakukan interupsi dan memotivasinya memaparkan masalah. Ambil komando pembicaraan, mintalah klarifikasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan seputar permasalahannya. Selanjutnya fokus ke arah pencarian solusi. Mereka suka mengeluh dan jarang meninjau masalah mendalam untuk mencari solusi. Oleh karena itu, tanyai kemauannya dan solusinya.

Perlihatkan apa yang seharusnya dilakukan esok hari dengan kesadaran pandangan jauh ke depan. Jika semua langkah berlalu tanpa hasil, tariklah garis batas. Mintalah dengan tegas agar ia diam tidak lagi berkeluh kesah tanpa mencari solusi, karena akan membuang waktu.

Yang pasti, jangan mengiyakan dan menyanggahnya. Jika kita mengiyakan, itu sama dengan mendorongnya terus merengek. Jika kita sanggah, ia akan semakin meradang dalam keluh kesahnya. Jangan pula memberi solusi karena tak akan berhasil tanpa partisipasinya. Jangan pula menanyai alasan ia mengeluh, agar ia tidak mengulang keluh kesahnya.

Walaupun demikian, adakalanya keluhannya benar. Jika kita dapat menuruti solusi dan kemauannya, tentu ia tak akan mengeluh panjang lebar lagi. Kita sulit menuruti kemauannya karena tuntutannya adalah kesempurnaan. Walaupun subjektif, kesempurnaan tetaplah sesuatu yang mahal, bukan?

Bahan Bacaan

Brickman, Rick dan Rick Kirschner. 2003. Dealing with Difficult People. API (Aliansi Penerbit Independent)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun