Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soulmate Diciptakan atau Ditemukan?

10 Oktober 2020   10:44 Diperbarui: 10 Oktober 2020   10:57 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi yang telah berpengalaman mengarungi kehidupan berkeluarga kemudian berpisah, mendapatkan pasangan hidup yang tepat untuk langkah selanjutnya sangatlah diharapkan. Pengalaman masa lalu seakan trauma yang menjerat dan mengikat untuk kembali melangkah. Seringkali ada pertanyaan, di manakah salahku? Walaupun saat memutuskan menikah rasa cinta itu belum ada, bukankah dengan dalih ibadah, harapan berujung kepada kebaikan selalu ada?

Mengapa sejak awal melangkah, sejak hari H pertama belum terlampaui, semesta seolah sudah turun tangan  memisahkan? Siapakah yang salah niat? Satu di antara pasangan tersebut atau kedua-duanya? Kalaupun langkah awal dianggap kesalahan niat, langkah berikutnya tentu sudah dengan perbaikan niat. Langkah berikutnya tentu sudah bertambah dengan harapan semoga abadi selamanya.

Akan tetapi, lagi-lagi trauma pengalaman langkah awal selalu menghantui, terlebih jika langkah awal terkesan pasangan berniat menggerogoti. Sebuah pengalaman yang membekali langkah ke depan untuk lebih waspada. Sebuah pengalaman  yang  membutuhkan ketegaran dan keberanian sepenuh nyali untuk melangkah lagi.

Walaupun demikian, membuka harapan untuk bertemu soulmate, harus selalu ada, bukan? Harus selalu ada, karena tatkala bertemu dengang pasangan hidup yang sesuai keinginan, hidup tentu akan terasa lebih indah, bukan? 

Apapun yang dilakukan serasa lebih mudah dan ringan, karena terjalin rasa saling menghargai, saling support, saling jujur dan terbuka, tidak ada niat saling menikung, mengakali, memorot, tidak pula berniat mengubah pasangan menjadi sesuai keinginan. Keduanya berusaha bisa menerima pasangan  apa adanya, berusaha saling melengkapi, saling mengisi, saling memberi dan menerima, saling mengerti, dan saling ingin membahagiakan.

Jika terpisah sehari tanpa sanggup berkomunikasi minimal mengetahui di manakah dia berada? Hati menjadi resah seolah kehilangan separuh nyawa, kehilangan belahan jiwa, karena satu sama lain sudah merasa saling bergantung, saling terbuka jika ada masalah yang berkaitan dengan mereka berdua. Begitulah seharusnya jika merasa saling mencintai.

Pasangan hidup adalah soulmate, belahan jiwa. Soulmate, siapa sih yang tidak ingin? Bagaimanakah cara menemukannya? Diciptakan dalam arti diupayakan untuk menjadi soulmate (walaupun semula belum ada indikasi menjadi soulmate) atau ditemukan dengan cara berupaya menemukan seseorang sesuai dengan kriteria belahan jiwa yang diingini?

Muhamad Yusuf dalam kompasiana menuliskan bahwa menemukan pasangan hidup yang sejati, soulmate, sebetulnya gampang-gampang susah. Gampang jika mengetahui ilmunya. Tulisan yang disampaikan berdasarkan pengalaman bertemu dengan isteri melalui jejaring sosial Friendster, serta  membaca begitu banyak refrensi dan literatur, Allah akhirnya memersatukan mereka.

Berikut ini langkah-langkah beliau untuk dapat menemukan soulmate yaitu:
1. Meyakini bahwa anda memiliki soulmate dan akan menemukannya
2. Buatlah rencana masa depan
3. Mengetahui apa yang paling penting bagi Anda
4. Mengenali belief Anda
5. Mengenali diri sendiri terlebih dahulu
6. Membuat List kriteria pasangan yang anda inginkan
7. Tahu apa yang anda tidak inginkan
8. Tahu yang anda inginkan
9. Melakukan Visualisasi
10. Let Go and Let God

Demikianlah yang disampaikan Muhammad Yusuf tentang cara menemukan soulmate. Jika langkah tersebut sudah dilakukan, langkah terakhir adalah melepaskan/ mengikhlaskan dan membiarkan, biarlah Tuhan yang menjawab doa Anda. Jangan biarkan logika membatasi diri Anda. Biarkan kekuatan Tuhan bekerja melalui proses visualisasi Anda, sampai dipertemukan dengan pasangan Anda jika telah siap.

Kuncinya, meyakini dengan upaya, bukankah berdoa juga upaya, karena memang tidak mudah mendapatkan sesuatu yang dianggap penting dan berharga bagi hidup kita. Yakinilah bahwa diri kita, sebagai makhluk Tuhan, berharga bagi pencipta-Nya, sehinga layak dihargai dengan bertemu seseorang yang juga bisa menghargai kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun