Oleh karena beranggapan bahwa deadline masih amat jauh masih mengantung di cakrawala, maka kita pun cenderung menundanya sampai mendekati akhir tenggat waktu baru tergesa-gesa menyelesaikannya.
Dalam buku tersebut juga disampaikan bahwa penyakit berikutnya dari kebiasaan menunda-nunda menyelesaikan tugas secepatnya adalah memunculkan kesan suka "meributkan hal-hal yang tidak penting".
Apabila bekerja dalam satu tim, ada saja anggota yang akan melakukan kesibukan semacam merevisi, misalnya mengubah warna, bentuk, kata-kata, dan sebagainya sampai merasa puas, padahal tidak berdampak apapun bagi produk tersebut.
Oleh karena itu, ada baiknya juga jika diberlakukan deadline secara ketat, agar setiap orang bekerja dan berpikir secara cepat pula. Dengan demikian, dapat diharapkan mereka akan mengeluarkan jurus-jurus jitu sebagai pengejar target ketat tersebut, sehingga dapat diharapkan pekerjaan pun akan cepat kelar untuk kemudian berlanjut mengerjakan pekerjaan berikutnya.
Akan tetapi, masih dari buku tersebut, ternyata ada penelitian lainnya yang berlawanan dengan pendapat di atas. Penelitian  yang membuat kita memertanyakan betulkah deadline yang kita berikan kepada siswa akan .membuat mereka menjadi menghargai waktu? Bagaimana jika ada yang malah menjadi stress?Â
Penelitian berlawanan tersebut adalah penelitian yang dirilis oleh Havard University. Hal yang membuktikan bahwa jika seseorang merasa tertekan oleh deadline, mereka bisa menjadi kurang kreatif.
Mengapa demikian? Karena kreativitas adalah sebuah poses panjang dan bertahap, biasanya bergerak secara linear. Proses kreatif pertama disebut preparation. Dalam proses pertama ini, orang-orang kreatif menyiapkan diri untuk mengerjakan tugas yang baru.Â
Tugas baru tersebut bisa jadi, membuat mereka sibuk mendengarkan masalah, mengumpulkan data, membahas segala kemungkinan yang dapat dilakukan. Pada intinya, segala hal yang berkaitan dengan sebuah masalah.
Proses kreatif kedua adalah incubation. Kaum kreatif membutuhkan waktu untuk memikirkan pula cara memecahkan masalah tersebut secara lebih efisien.Â
Dengan demikian, mereka mulai mengasah otak, menggabungkan aneka informasi dalam pikirannya, menautkan informasi satu dengan lainnya sehingga menghasilkan sebuah karya baru yang kreatif.
Proses tersebut tentunya membutuhkan banyak waktu karena menautkan aneka informasi demi terbentuknya karya baru, tentulah tidak dapat dipaksakan, bukan?Â