Mohon tunggu...
Kinanthi
Kinanthi Mohon Tunggu... Guru - foto

Seseorang yang meluangkan waktu untuk menulis sekadar menuangkan hobi dengan harapan semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Memilih Setia

19 Juni 2020   06:40 Diperbarui: 19 Juni 2020   07:15 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kamu kenapa nguntit juri itu?" goda temanku sesama peserta lomba.

            "Iseng aja nanya kira-kira aku lolos gak?"

            "Whalah, Kamu kan gak  serius ikut lomba ini."

            "Tapi mental juara tetap saja ada keinginan..."kilahku.

            "Stt...gaet aja dia. Berani nggak? Ia lajang kok,"tiba-tiba seorang juri yang lain, menimpali percakapan kami.

            "Ayoo, tembak aja," teman yang lain mengompori.

            "Taruhan deh, kalau ia mau sama brondong. Kita lihat saja nanti."

Aku pun akhirnya berhasil mendekatinya setelah acara selesai. Seminggu kemudian, aku meluncur ke kantornya. Keinginan yang menyeruak begitu saja. Kerinduan, keinginan membuktikan taruhan teman-teman, cinta, ataukah penasaran saja? Entahlah. Yang pasti, aku telah tiba di kantornya. Di sebuah sekolah kepribadian dan ia direkturnya ternyata.

            "Wah, gak nyangka Kamu ternyata masih SMA," komentarnya sambil menyilakan aku minum ketika sudah duduk di ruang tamunya.Ia mengenakan celana jin dan t-shirt merah seolah bersiap-siap akan pergi entah ke salon atau renang atau ke manalah, yang pasti ia akan keluar kantor.

            "Aku juga nggak nyangka, Mbak direktur sekolah ini. Kukira masih mahasiswa," jawabku sekenanya. Entah mengapa, aku jadi salah tingkah. Padahal sebelum bertemu dia, aku meluncurkan motor dengan santai dan perasaan iseng saja sekadar bertemu dirinya.

            Tapi ia segera mengajak bergurau begitu melihat wajahku mungkin memerah karena salah tingkah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun