Berawal dari satu komunitas blogger selanjutnya memberanikan diri masuk ke komunitas blogger lainnya, sebagian besar komunitas yang diikuti adalah komunitas online yang berangotakan lebih banyak perempuan, seperti Blogger Perempuan, Kumpulan Emak Blogger, Indonesia Social Bloggerpreuner, Ibu Ibu Doyan Nulis, Blogger Crony ataupun Blogger Hub.
Dari komunitas-komunitas blogger keren ini akhirnya banyak ilmu yang didapat, terutama jika ada event offline. Bertemu dengan teman-teman baru yang sefrekuensi itu sungguh menyenangkan karena kita dapat ilmu baru, wawasan baru dan banyak lagi hal-hal baru yang membuat diri ini seolah menjadi manusia baru.
Beberapa komunitas juga peduli akan upgrade skill anggotanya, beruntungnya diri ini akhirnya bisa mengikuti kelas-kelas dasar blogger maupun kelas lanjutannya, baik yang diselenggarakan secara gratis ataupun berbayar dari salah satu komunitas.
Setelah beberapa kelas upgrade skill blog kuikuti akhirnya diri ini bertekad serius mengembangkan blog dan bersiap bersinergi bersama blogger lainnya. Diriku yang introvert, gaptek dan cenderung cupu di kantor ini  akhirnya mendadak paham hal-hal kekinian, makin banyak teman di media sosial dan semakin melek teknologi.
Tanpa disadari perjalanan awalku sebagai blogger mendadak merubahku menjadi pribadi yang jauh lebih baik, dari sini aku berpikir jika pijakannku sebagai seorang blogger adalah langkah awal yang tepat sesuai impianku untuk terus berdaya di  rumah. Karena bagiku profesi blogger merupakan sebuah profesi kreatif yang cukup menjanjikan, tinggal kitanya saja yang harus sering mengasah ilmu serta mau mengup-grade diri dan juga blog kita.
Namun satu kejadian dipenghujung tahun 2019 akhirnya mengubah cara kerjaku sebagai blogger, yaitu ketika vonis mata katarak di awal memasuki usai 40 menghampiri. Sejak saat itu diri ini mulai membatasi begadang nulis di malam hari, pun tak berani kontinyu update blog karena mata akan semakin berair jika sering dipaksa berjam-jam di depan komputer. Maklum aktivitas pagi di kantor pun banyak dihabiskan di depan komputer. Dampaknya jika terus dipaksa, maka jarak pandang mata semakin pendek dan pandangan jadi putih pekat mirip orang yang buta.
Adanya ketakutan untuk melakukan operasi mata katarak, alhasil membuat kondisi mata semakin buruk. Selain itu date line tugas kantor pun tak pernah bisa di nomer duakan. Disisi lain sejak pandemi awal tahun 2020 dimana job suami makin menurun yang berakibat terganggunya keuangan keluarga, maka suka tidak suka diriku harus lebih memilih mendahulukan urusan kantor daripada urusan lainnya karena butuh dapur tetap ngebul dan biaya sekolah anak tetap aman.
Komitmen ini akhirnya membuat kondisi blog jarang terupdate, bahkan jikalau update tak juga sempat share tulisan blog ke media sosial karena hecticnya urusan kantor dan rumah.
Sedih rasanya, apalagi jika ingat keinginan untuk mengembangkan blog di awal tahun 2019 lalu. Dan kini harus tertatih untuk terus mengisi tulisan di blog dengan kondisi tersebut.
Terus Bergerak dengan Tetap Berada diliingkaran Penulis
Meski kondisi mata belum maksimal, agar diri ini tak makin jauh dari dunia menulis, maka yang kulakukan adalah tetap berada di lingkaran teman-teman penulis dengan mengikuti kelas-kelas online yang masih berhubungan dengan blog. (baik yang diselenggarakan komunitas blogger ataupun komunitas menulis non blogger)