Di pagi yang cerah, kurasakan semilir angin yang begitu menusuk kalbu, ku dengar burung-burung sedang bersenandung, dengan ditemani suasana yang begitu sejuk ku mulai bergegas untuk melaksanakan kewajibanku menuntut ilmu. Dari sang surya mulai terbit hingga sang surya mulai terbenam aku berada di rumahku yang kedua{sekolah}.
      Aku merasa hanya sekejab saja berada di rumahku yang pertama. Shalat, makan, tidur, dan kemudian aku berangkat lagi menuju rumahku yang kedua itu, begitulah ku lewati  hari-hariku, kalau dirasakan ibarat makanan yang  rasanya hambar. Tapi aku mempunyai tekat dan tujuan, aku ingin menjadi orang yang sukses dan menjadi orang yang berguna.
      Aku harus kuat dan terus berjuang untuk mengejar cita-citaku, aku mempunyai prinsip dalam hidupku bahwa  tidak ku perbolehkan kaum adam singgah di hatiku. Selama ini aku belum pernah merasakan yang namanya indahnya cinta dan sakitnya cinta, aku hanya bisa mendengarkan para sahabatku yang bercerita tentang cinta. Ada yang sangat bahagia karena cinta, adajuga yang sakit karena cinta, aku kasihan dengan sahabatku yang sakit karena cinta, mereka seperti kehilangan hidup mereka. Aku jadi takut untuk merasakan itu semua, aku tidak mau kehilangan masa depanku hanya karena sebuah cinta terlarang.
    Tapi ada juga yang berpendapat bahwa cinta itu indah, anugerah, saling mengasihi dan menyayangi. Kalau sudah menyakiti bukan cinta namanya. Itulah beberapa perspektif dari teman-teman dan sahabatku. Dulu aku juga pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, tapi sayang cintaku tak terbalaskan dan bertepuk sebelah tangan, Ya ALLAH begitu sakitnya. Jadi ingat di masa smp ku dulu, aku pernah menaruh hati pada seseorang, dia bernama Fahrizal. Dia adalah anak basket, dia berkulit hitam manis, tinggi semampai, dan terlihat cuek. Fahrizal tidak suka tebar pesona seperti temanya yang lain.
      Pada awal kelas 2 aku melihatnya sedang latihan upacara, ya ALLAh hati ku serasa ditumbuhi bunga-bunga yang sedang bermekaran. Subhanallah..... Maha suci Allah meciptakan seluruh makhluk-Nya. Tidak sadarkah kau Fahrizal??? Hampir setiap hari aku selalu memperhatikanmu, tidak juga kah kau ingat Aku pernah mengingatkanmu untuk segera shalat??? Aku sangat bahagia sekali bisa komunikasi sama kamu walau hanya sekejab. Baru kali ini aku begitu nekat menjadi seorang cewek yang sangat agresif, huh... entah apa yang sudah aku lakukan, apa ini yang namanya cinta, segala sesuatu bisa terjadi.
      Dan masih ingatkah kamu pada hari ulang tahunmu? Aku memberikanmu sebuah hadiah yang sederhana, yaitu topi. Aku tahu kalau kamu suka memakai sebuah topi, seakan-akan kamu tidak bisa lepas dari topimu itu. Tapi sayang aku masih belum berani untuk memberikan hadiah itu sendiri, kutitipkan hadiah itu pada sahabatku.
      Waktu itu saat ada pertemuan di sekolah, aku melihatmu mengenakan topi yang aku belikan untukmu, kamu memakainya Fahrizal? Ya Allah aku bahagia kamu bisa suka dengan pemberiaanku, meskipun kau tidak tau yang memberikan hadiah topi itu adalah aku, orang yang mencintaimu dengan setulus hati.
              Fahrizal, aku sadar kalau aku ini siapa, dan kamu siapa. Aku hanya anak yang  kamseupay{ kampungan sekali udik payah}. Tidak seperti kamu yang pergaulanmu sangat luas, kamu memiliki banyak teman dan mudah untuk bersosialisasi.
      Aku juga tidak berharap banyak darimu Fahrizal, aku menjadi  teman sekaligus sahabat saja aku sudah sangat bahagia, melihatmu bahagia aku juga bahagia, tapi jika melihatmu sedih aku juga ikut sedih. Perasaanku masih tetap sama sampai sekarang kepadamu Fahrizal, tapi sedikit demi sedikit aku mulai belajar untuk melupakanmu dan cintamu.tapi aku masih terasa sakit jika kamu berjalan dengan seorang kaum hawa.
      Aku pernah menjumpaimu dengan seorang kaum hawa yang bernama Utri, aku tahu dia juga adalah anak basket, dia satu club sama kamu, tak heran jika kamu bisa menjalin hubungan denganya, jadi ingat pepatah jawa{ witing tresno jalaran saka kulina} yang artinya cinta bisa tumbuh karena sering bertemu. Utri memang cantik, putih, tinggi, dan manis, semua mata pasti tertuju padanya. Awalnya aku biasa-biasa saja, tapi setelah lama-kelamaan kamu malah sering bersama dengannya. Ternyata selama ini kau sudah menjalin hubungan denganya, taukah kau Fahrizal aku sakit, bunga yang selama ini tumbuh bermekaran di hatiku lenyap sudah tak tersisa. Aku tak pernah sakit sesakit ini Fahrizal.....
      Tapi aku tidak bisa memaksamu untuk mencintaiku, karena cinta adalah sebuah Anugerah dari sang Maha Kuasa. Kau tidak bersalah Fahrizal, aku yang bersalah.  Karena aku tidak mempunyai cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaanku padamu, mungkin karena aku perempuan jadi malu dan tidak berani untuk mengungkapkan yang sebenarnya padamu, bahwa akau sangat mencintaimu. Tapi  biarlah aku dan sang Maha pencipta yang tahu.