Menjalani hidup ini tak semudah membalikkan telapak tangan, banyak sekali krikil-krikil bahkan sebuah batu yang amat besar menjadi hambatan untuk kita, manusia memang dikarunia oleh Tuhan sebuah akal, bakat, dan kemampuan, tetapi jika semua itu dibiarkan tanpa adanya bimbingan pasti tidak akan berkembang, bahkan mungkin saja anak menjadi tidak bisa mengenali kemampuannya sendiri. Anak- anak terutama anak usia dini sangat membutuhkan dukungan atau motivasi dari semua pihak, baik orangtua maupun guru, mereka harus sering diberikan bimbingan dan arahan agar mereka tidak salah langkah dan merasa apa yang mereka kerjakan tidak berguna atau sia-sia.Â
Pemberian reinforcement atau yang biasa kita sebut penguatan sangat perlu diberikan kepada anak-anak agar mereka lebih semangat dalam belajar, misalkan saja dengan memberikan hadiah kepada anak, tentu saja hadiah tersebut tidak harus berupa benda, misalkan saja dengan diberikan pujian dan motivasi. Seringkali sebagai orangtua kita mengabaikan hal-hal seperti ini  yang kita anggap sepele, tapi hal kecil inilah yang justru bisa menimbulkan dampak besar bagi kehidupan anak dimasa yang akan datang, sayang sekali jika anak memiliki fikiran yang kurang baik, seperti mudah putus asa dan menyerah, karena kemampuan yang ia miliki dan prestasi yang telah ia raih tidak diberikan apresiasi, mereka berpikir semua yang telah ia raih dan ia dapatkan sia-sia dan tidak ada gunannya.
Kemampuan anak memang berbeda-beda, setiap anak terlahir unik dan memiliki bakat yang berbeda pula, tidak semua anak pintar dalam bidang yang sama, satu anak tidak bisa disamakan dengan anak yang lainnya, saya sempat berpikir dan membayangkan betapa beratnya dan tertekannya anak dalam keinginan orangtua yang biasanya suka menuntut hal-hal yang kurang disukai dan diminati oleh anak, Â sungguh sangat disayangkan sekali, mungkin untuk sekarang dampaknya tidak terlalu tetlihat, tetapi bagaimana dengan kehidupan yang akan dilalui di masa depan? Setiap anak dalam memahami dan menangkap keinginan orangtua berbeda-beda, mereka memiliki pikiran dan pemahaman yang berbeda pula, tidak semua anak memiliki keinginan yang sama dengan orangtuanya.
Ada salah seorang anak yang sangat tertekan karena orangtuanya terlalu menekan keinginannya kepada sang anak, sampai pada akhirnya anak ini mengalami gangguan kejiwaan, "aku nggak gila ma.. Pa.. Aku pengen pulang, ini bukan rumah ku, aku nggak pengen disini," mendengar perkataannya hati saya ikut sedih dan menangis, saya merasa kasihan sekali. Memang dia tidak menunjukkan seperti orang gangguan jiwa lainnya, ia masih sadar dan ingat siapa dirinya dan keluargannya, tetapi perilaku dan sikapnya tidak seperti orang normal lainnya, sekarang masih dalam perawatan obat jalan.
 Sebagai orangtua juga tidak baik menekankan keinginan kita kepada anak, kasihan mereka, pasti mereka hidup dalam bayang-bayang yang menakutkan dan penuh dengan tekanan karena tidak sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. "Jangan buang aku ma, pa.. Sayangi aku apa adanya, aku takut hidup dalam bayang-bayang dan tekanan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H