Mohon tunggu...
Nanetta Kartika Cintami
Nanetta Kartika Cintami Mohon Tunggu... Lainnya - SMAN 28 Jakarta

XI MIPA 5 / 27

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerpen: Terlambat

21 November 2020   10:48 Diperbarui: 21 November 2020   10:55 833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari, di SMP Harapan Bangsa, Venus berlari tergesa-gesa ke pagar sekolahnya, "Pak, tolong Pak, bukain pagarnya. Saya kemarin begadang Pak, jadinya kesiangan. Tidak akan saya ulangi lagi kok Pak," cetus Venus. "Tidak, tidak bisa. Terima konsekuensi karena kamu sudah terlambat", kata Pak Banu. "Pak, tolong Pak, " pinta Venus. Tapi Pak Banu acuh dan pergi untuk mengikuti upacara bendera. Venus terpaksa tidak masuk sekolah hari itu karena kecerobohannya sendiri.

Venus pulang dan mendapati ibunya yang sedang menyapu halaman rumah. "Hah, kok Venus udah pulang, Nak?," ujar Ibu Venus kebingungan. "Hmm, maaf Bu, Venus terlambat, pagernya udah dikunciin, jadi Venus udah nggak dibolehin masuk. Venus udah minta tolong Pak Banu bukain tapi Pak Banu nggak mau bukain pagarnya, katanya harus terima konsekuensi," kata Venus dengan nada sedihnya. "Ya sudah , besok jangan diulangi lagi ya. Malu dong kalau terlambat. Makanya Venus jangan begadang nonton drama terus kerjaannya,"  ujar ibu Venus. "Iya bu, Venus janji nggak akan terlambat lagi,"ujar Venus.

Keesokan harinya Venus bangun tepat waktu dan mulai mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sekolah. Ia memulai pagi harinya dengan merapikan tempat tidurnya lalu mandi. Setelah mandi agar siap menjalani hari, ia makan sarapan yang telah disediakan ibunya. Setelah itu ia memastikan semua buku dan tugas yang perlu dibawa hari itu sudah ada di tasnya. Ia sudah siap berangkat dan sudah berada di terasnya hendak memakai sepatu sekolahnya. Belum sempat ia memakai sepatunya dengan benar, ia melihat jam tangannya dan menyadari waktunya masih banyak sehingga ia tidak langsung berangkat melainkan duduk di kursi yang ada di teras rumahnya dan bermain gim terlebih dahulu.

Tak sadar waktu sudah lama berlalu, "Wah, susah banget yang level ini," ujar Venus lantang. Ibu Venus yang sedang berada di dapur mendengar suara Venus lalu menghampirinya, "Venus! Ya ampun, kamu ngapain, Nak? Lima menit lagi kamu masuk sekolah". Venus langsung melihat jam tangannya dan menyadari bahwa ia sudah terlambat. Tanpa mengikat sepatunya dengan benar ia langsung lari dan berangkat sekolah. Sekitar sepuluh menit setelah ia berangkat ia baru sampai di sekolahnya. Ia sudah terlambat. Pak Banu melihat Venus dan menggelengkan kepalanya. "Kamu lagi, kamu lagi Venus. Kemarin kamu bilang tidak akan terlambat lagi loh," ujar Pak Banu. Venus malu dan tidak berani memberikan alasan, yang keluar dari mulutnya hanya permintaan maaf. Dan terulang lagi, ia terpaksa pulang dan tidak mengikuti sekolah hari itu.

Venus sampai di rumahnya. Ibu Venus kali ini menunjukan raut wajah yang berbeda dengan waktu pertama kali Venus pulang karena terlambat, kali ini ia terlihat marah. Ibu Venus marah dan menasihati Venus panjang lebar. Venus tak berkutik karena ia merasa bersalah  tidak menepati janjinya untuk tidak terlambat. Karena tidak ingin mengecewakan ibunya lagi ia berjanji dalam hatinya untuk tidak terlambat lagi.

Akhirnya hari berganti, hari ini Venus bangun tepat waktu menyiapkan dirinya dengan baik dan selalu memastikan waktu agar ia tidak terlambat. Ia sudah siap. Ia memakai sepatunya dan segera berangkat tanpa pamit terlebih dahulu pada ibunya. Sepanjang perjalanan ia berjalan cukup cepat walaupun ia masih memiliki cukup waktu untuk berjalan santai.

Akhirnya ia sampai di sekolahnya. Pagar masih terbuka dan masih sedikit murid yang sudah datang. Namun Pak Banu menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah pakaian Venus. Venus yang bingung akan apa maksud gelengan kepala itu mengikuti arah mata Pak Banu dan melihat pakaiannya. Dan betapa terkejutnya Venus menyadari bahwa ia memakai seragam hari Kamis padahal hari itu adalah hari Rabu. Pak Banu tertawa namun Venus malu dan akhirnya ia harus meminjam seragam hari Rabu ke ruang bimbingan konseling. Namun walaupun malu akan kesalahan seragamnya venus sangat senang akhirnya ia bisa datang tepat waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun