Mohon tunggu...
Nandy Wilasto
Nandy Wilasto Mohon Tunggu... profesional -

orang biasa yang ingin hidup normal

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Environmental Tobacco Smoke (ETS) dan Bahaya Perokok Pasif

12 Agustus 2011   21:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:51 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Environmental Tobacco Smoke (ETS) atau perokok pasif tercatat mengalami peningkatan terkait sebagai penyebab langsung penyakit paru-paru pada dewasa dan anak-anak. ETS bertanggung jawab terhadap angka kematian orang dewasa, menyebabkan sekitar 3.000 kematian tiap tahun akibat kanker paru-paru. Juga menjadi penyebab signifikan dampak kesehatan paru-paru pada perokok pasif, termasuk menurunnya fungsi paru-paru, kenaikan produksi sputum dan batuk, serta ketidaknyamanan di rongga dada.

Pada anak-anak, ETS dikaitkan dengan peningkatan resiko infeksi saluran nafas bagian bawah (lower respirator tract infections/LRTIs), seperti bronkhitis dan pneumonia. Sebuah perkiraan sekirar 150.000 - 300.000 kasus LRTIs pada anak-anak dibawah usia 18 bulan tiap tahun terkait dengan ETS. Sebagai penyebab, ETS juga dikaitkan dengan peningkatan jumlah cairan pada rongga tengah telinga, iritasi saluran nafas bagian atas dan penurunan fungsi paru-paru. Juga dikaitkan dengan meningkatnya keparahan asma pada anak-anak. Sekirar 8.000- 26.000 kasus asma baru dilaporkan terjadi pada anak yang orang tuanya merokok lebih dari 10 batang/hari. Paparan terhadap ETS merupakam faktor penyebab utama 10% atau sekitar 200.000 dari kasus asma pada anak-anak. Kasus asma pada anak-anak diperkirakan sebanyak 200.000 - 1.000.000 kasus diperburuk oleh ETS, sehingga dapat disimpulkan ETS merupakan faktor resiko asma pada anak.

Patofisiologi

Paparan langsung kepada ETS berpengaruh terhadap fungsi-fungsi saluran pernafasan dengan gejala penyakit tergantung kepada mekanisme spesifik bagian mana yang mendominasi dan organ tubuh yang paling terkena dampak pada tiap individu. Respons fisiologis terhadap ETS pada dasarnya sama dengan mereka yang memang perokok, tetapo dengan dampak yang sedikit berkurang. Sejumlah perubahan termasuk peningkatan produksi lendir (7x), penurunan frekuensi denyut jantung dan transpor oksigen ke jaringan, dan peningkatan permeabilitas kelenjar mukosa terhadap paparan alergen, terkait dengan peningkatan total dan spesifik kadar imunoglobulin E (IgE) dan peningkatan jumlah eosinofil.

Merokok juga dikaitkan dengan perubahan struktur dari saluran nafas dan sel-sel parenkim paru-paru, termasuk peningkatan kelenjar mukosa saluran nafas bagian atas dan hiperplasia. Perubahan terjadi terhadap ketahanan dan elastisitas paru-paru, termasuk kecenderungan mengarah ke emfisema sentralobular pada orang dewasa.

disajikan dan disarikan dari Medscape online medical journal, mengacu pada tulisan dr. Timothy D. Murphy.

semoga bermanfaat, salam,

nandy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun