Sudah sedari sekian lama sampah menjadi perbincangan karena perlakuannya. Sampah sebagai hal yang dikatakan menjijikkan jika perlakuannya tidak sesuai dan menuai kontroversi.Â
Perlakuan sampah yang tidak sesuai selain hal menjijikkan, juga dapat menimbulkan musibah bagi manusia. Misal sampah yang tidak di perlakukan baik, sembarangan dalam pembuangannya, di selokan, sungai-sungai, maka terjadilah bencana banjir akibat tersumbatnya sampah.Â
Meski demikian, tak banyak orang yang sadar akan pengelolaan sampah di kehidupan sehari-hari. Bahkan dinas yang di amanatkan negara sekalipun belum tentu bisa mengelola sampah dengan baik.Â
Seperti hal nya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah Tanjungrejo, Kandangmas, Kudus, Jawa Tengah. Makin kesini semakin banyaknya sampah yang tertimbun di TPA, semakin banyak keluh kesah warga sekitar.
Sampah yang menumpuk di TPA tersebut belum bisa sepenuhnya di olah dengan baik. Bak gunung sampah yang tinggi, sampah yang tercampur jadi satu antara organik dan anorganik dalam pengolahannya masih mengandalkan per orangan yang mau memungut sampah, misalnya pemulung dan penggembala kambing yang membiarkan peliharaannya memakan bekas-bekas sayur yang dibuang.Â
Kini makin banyaknya sampah yang di setorkan, tiap hari semakin bertambah sehingga timbul kontroversi dengan warga sekitar. Akibat adanya TPA yang pengolahannya tidak sesuai, lahan warga sekitar terkena dampaknya.
Banyak keluhan warga dari mulai bau yang tidak sedap bahkan sampai lahan pertanian mereka yang tercemar. Hingga kini warga masih mengeluh akibat tidak adanya tindak lanjut sampah yang kian hari kian menumpuk. Akibatnya warga merasa marah, dan bahkan tak segan-segan dikabarkan kini pintu TPA tersebut di tutup oleh massa, bahkan sampai di las sekalipun.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H