Mohon tunggu...
NaBe
NaBe Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Sedang doyan berfikir aneh

Berkhayal indah memang enak dan jadi pemenang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah adalah Nafasku

24 Mei 2024   10:57 Diperbarui: 24 Mei 2024   11:29 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Di suatu warung kopi pinggir jalan ada seorang pelayan warung dan pembelinya.

     Keduanya pria berumur sekitar empat puluh tahun.

     "Brak!" Mendadak terdengar suara benturan keras.

     Dengan reaksi cepat penjual kopi memutar tubuh  tambunnya menghadap pelanggannya.

     "Ada apa bro?" tanya si penjual ramah.

     Pembeli yang sudah di kenal lama oleh pemilik warung itu menjawab dengan nada sedikit kesal.

     "Kacau nih. Beban hidup di negara ini semakin berat. "

     "Kenapa?" tanya penjual bernada pelan.

     "Biaya kuliah semakin mahal, ongkos beli sembako semakin tinggi. Terasa banget tambah susah hidup enak."

     "Padahal suatu negara di pimpin oleh kumpulan orang pintar tapi kenapa banyak negara terpuruk ekonomi dan politiknya."

     "Itulah hal yang buat bingung saya, kenapa bisa terjadi bro" sahut pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun