Suatu niat  indah akan terjadi pada tanggal 17 Agustus 2020 di Istana negara wilayah Jakarta raya.
Di sana akan terjadi pemberian penghargaan kepada insan yang telah banyak berjasa untuk negara Indonesia. Semua orang yang mendapat bintang penghargaan yang akan di sematkan di baju mereka berasal dari berbagai kalangan. Lintas suku, agama dan pekerjaan.
Namun beberapa hari sebelum tanggal kejadian telah lahir sensasi politik baru yang membuat banyak orang menjadi bingung dan takjub.
 Kabar yang di sampaikan oleh menteri politik hukum dan keamanan Bapak Profesor Mahfud MD, bahwa pemberian bintang maha putra nararya akan di berikan kepada abang Fahri Hamzah dan uda Fadli Zon.
Ternyata logika saya seragam dengan banyak orang di sana yang bingung kenapa kedua tokoh politik ini mendapatkan penghargaan. Menurut aturan tertulis orang yang mendapatkan penghargaan adalah individu yang banyak berjasa kepada negara ini dan tidak pernah menjadi terhukum.
Padahal kedua mantan aktivis 98 ini adalah warga negara Indonesia yang sering memberikan cerita sedih tentang kondisi politik tanah air kita. Dengan data yang mereka punya, abang fahri dan uda fadli mengajak warga Indonesia yang lain agar membuat perubahan situasi politik menjadi lebih baik dengan cara mengganti presiden 2019 sesingkat-singkatnya.
Berbagai kalimat yang keluar dari mulut mereka menggambarkan kondisi pembangunan yang tidak bagus walau banyak di kabarkan oleh pemerintah tentang realita pembangunan yang lebih baik.
Dua mantan sarjana ini selalu menyebarkan keburukan pemerintah yang di pimpin oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Mereka punya komentar bahwa Presiden Jokowi telah gagal tugas untuk mensejahterahkan rakyat Indonesia.
Dan pada suatu aksi Presiden Jokowi yang terjadi di lapangan Monas Jakarta. Dua F yang berjiwa muda dan anti kemapanan politik Jokowi selalu menyuarakan pemberontakan jiwa rakyat yang tertindas.
Om Fahri dan ancle Fadli bergabung dengan suatu kelompok berbaju putih disain timur tengah mengobarkan semangat agar para pendukung anti Jokowi agar membenci Presiden yang di pilih melalui jalur demokrasi.
Mungkin akibat terlalu semangat sehingga ada yang terlupakan oleh kakak-kakak ini, bahwa mereka sering berkumpul secara logika yang akan merugikan diri sendiri.