Mohon tunggu...
Nandhita Cyka
Nandhita Cyka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah bernyanyi dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jean-Franois Lyotard: Pemikiran Postmodernisme dan Kritik terhadap Narasi Besar

12 Januari 2024   22:45 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jean-Franois Lyotard, filsuf Prancis kelahiran 1924, dikenal sebagai salah satu tokoh sentral dalam gerakan postmodernisme. Pemikirannya yang kompleks dan kritis menciptakan landasan bagi pemahaman kritis terhadap narasi besar, kebenaran universal, dan perubahan sosial. Dalam artikel ini, kita akan menyelami pemikiran Lyotard yang telah memperkaya pemikiran filsafat kontemporer.

Latar Belakang dan Perjalanan Hidup

Jean-Franois Lyotard lahir pada 10 Agustus 1924 di Versailles, Prancis. Ia mengembangkan minatnya dalam filsafat dan seni di Paris. Lyotard mengajar di berbagai universitas dan berkontribusi pada pemikiran filsafat pasca perang dunia.

Kontribusi Utama

Pemikiran Lyotard terkait erat dengan pemahaman postmodernisme. Dalam karyanya yang terkenal, "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge" (1979), ia menyajikan analisis kritis terhadap kondisi pengetahuan modern dan menolak narasi besar atau metanarasi sebagai panduan utama.

Kritik terhadap Narasi Besar

Konsep utama Lyotard adalah penolakan terhadap narasi besar yang mengklaim memiliki kebenaran universal dan memandu perkembangan sosial. Narasi besar seperti agama, sains, dan ideologi politik dianggap oleh Lyotard sebagai upaya untuk menciptakan keteraturan dan homogenitas yang tidak realistis.

Perubahan dalam Pengetahuan

Lyotard mengidentifikasi perubahan mendasar dalam cara pengetahuan dihasilkan dan disebarkan. Ia mendeskripsikan masyarakat sebagai "society of the spectacle," di mana informasi diperlakukan sebagai komoditas dan pertukaran pengetahuan tidak lagi mengikuti model hierarki tetapi lebih mengacu pada cabang-cabang.

Pluralitas dan Perbedaan

Dalam konteks pluralitas, Lyotard menganjurkan penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman. Ia menyatakan bahwa tidak ada satu metanarasi tunggal yang dapat memenuhi kompleksitas masyarakat modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun