Mohon tunggu...
Nanda Tsabita herba
Nanda Tsabita herba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi jurusan pendidikan bahasa arab

Gemar menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Kenduri Sawah, Upacara Adat Gampong Loot untuk menjaga Hasil Panen

29 Agustus 2024   09:56 Diperbarui: 29 Agustus 2024   14:09 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Galeri Pribadi Nanda Tsabita herba

Di tengah hiruk-pikuk modernisasi, tradisi leluhur yang telah berlangsung turun-temurun tetap dipertahankan oleh masyarakat di berbagai daerah. Salah satu tradisi yang masih terjaga adalah "Kenduri Sawah", sebuah upacara adat yang dilakukan oleh warga Gampong Loot, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, setiap kali menjelang panen padi.

Kenduri Sawah bukan hanya sebuah seremoni biasa, melainkan bentuk upaya warga Gampong Loot untuk menjaga dan melindungi hasil panen mereka. 

Dikenal sebagai daerah pertanian, warga Gampong Loot menggantungkan hidup mereka pada hasil pertanian, terutama padi. Namun, ancaman hama yang merusak pertumbuhan padi seringkali menjadi masalah besar. Oleh karena itu, untuk mengusir hama dan memohon keberkahan panen yang melimpah, warga melakukan kenduri ini.

Upacara kenduri ini memiliki tata cara yang penuh dengan makna religius dan kebersamaan. Setiap warga yang memiliki sawah berpartisipasi dalam kenduri tersebut. Mereka akan membawa beberapa jenis tumbuhan yang dipercaya dapat digunakan sebagai media untuk mengusir hama dan kemudian didoakan bersama.

Sumber: Galeri Pribadi Nanda Tsabita herba
Sumber: Galeri Pribadi Nanda Tsabita herba
Prosesi kenduri diawali dengan membaca takhtim, tahlil, dan dzikir lainnya. Suara lantunan doa-doa ini bergema di seluruh desa, menciptakan suasana khusyuk dan sakral. 

Setelah doa-doa selesai dibacakan, tumbuhan yang telah didoakan akan dibawa dan diletakkan di setiap petak sawah sebagai simbol perlindungan dari segala gangguan hama.

Tradisi ini kemudian diakhiri dengan acara makan bersama, di mana seluruh warga berkumpul, menyantap hidangan yang telah disiapkan bersama-sama. Makan bersama ini bukan sekadar untuk mengisi perut, melainkan sebagai bentuk syukur dan kebersamaan antarwarga.

Kenduri Sawah tidak hanya sarat dengan nilai religius, tetapi juga menekankan pentingnya gotong royong dan solidaritas sosial. Dalam pelaksanaannya, setiap warga berkontribusi baik dalam bentuk bahan makanan, tenaga, maupun doa. Kebersamaan yang terjalin selama kenduri ini mempererat ikatan sosial antar warga, menciptakan harmonisasi di tengah masyarakat.

Tradisi ini juga menjadi sarana untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. Meski tantangan zaman terus berkembang, warga Gampong Loot tetap mempertahankan tradisi ini sebagai warisan budaya yang tak ternilai.

Kenduri Sawah ini merupakan refleksi Budaya dan kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat Gampong Loot, Kenduri Sawah bukan sekadar upacara adat, tetapi cerminan dari hubungan mereka dengan alam dan Sang Pencipta. Melalui kenduri ini, mereka memohon agar tanah yang mereka garap dapat memberi hasil terbaik, sekaligus mengusir segala mara bahaya yang dapat mengancam panen mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun